Lihat ke Halaman Asli

Belajar Asyik ala Kolaboratif

Diperbarui: 24 Oktober 2022   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran kolaboratif di SMKN 1 Tasikmalaya (Dokpri)

Oleh: Teti Taryani, Guru SMKN 1 Tasikmalaya

Pernahkah terpikir cara belajar dengan sistem blok penuh? Satu semester bisa dicapai dalam waktu 8-10 minggu. Secara singkat dapat dijelaskan begini. Di SMKN 1 Tasikmalaya, dalam semester ganjil, selama sepuluh pekan pertama di bulan Agustus-September, kelas X secara khusus belajar mapel kejuruan, sedangkan kelas XI belajar mapel umum. 

Pada bulan Oktober-November, kelas X belajar mapel umum, sedangkan kelas XI belajar mapel kejuruan. Selama empat bulan itu, kelas XII menjalani PKL di berbagai instansi dan dunia industri.

Belum apa-apa bulir-bulir keringat sudah berlelehan di dahi serta di antara hidung dan bibir. Wuiih... mengajar dengan jumlah 36-38 jampel per minggu dalam lima hari kerja? Belajar dengan empat hingga lima rombel di aula? Bekerja berkolaborasi dengan guru pengampu mapel yang sama? Ah. Ah. Ah. Bagaimana pula ini?

Ternyata, oh, ternyata. Belajar dengan teknik kolaboratif itu mengasyikkan juga. Lima rombel dalam sebuah aula yang cukup luas, dilengkapi sarpras penunjang pembelajaran, ternyata mampu menjadi saksi keberlangsungan kegiatan belajar yang variatif. Dalam satu hari itu, terdapat guru yang mengampu satu atau dua rombel. 

Dengan demikian, pembelajaran lima rombel itu bisa dikelola oleh dua, tiga, hingga empat orang guru. Sistem belajar yang berlangsung hingga tahun kedua ini, pada umumnya aman dan terkendali.

Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran kolaboratif bisa berlangsung kondusif.

Pertama, guru harus mengatur strategi kerja sama. Ada yang mengambil posisi di depan, di tengah, juga di belakang. Tujuannya untuk mengawasi dan memotivasi peserta didik dari dekat. Dengan cara itu, diharapkan semua peserta didik ikut aktif dalam kegiatan belajar.

Kedua, guru harus pandai membangun suasana yang menyenangkan agar peserta didik tidak bosan karena banyaknya penghuni ruang belajar di aula. Hal ini bisa dilakukan dengan memberi selingan menarik pada pergantian langkah-langkah pembelajaran dalam sehari itu.

Ketiga, bangun kesepakatan dan etika kelas sejak awal kegiatan belajar. Kesepakatan ini hendaknya dipegang teguh selama pembelajaran kolaboratif agar bisa meminimalisasi penyimpangan sikap yang tidak diharapkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline