Lihat ke Halaman Asli

Islam Berpolitik

Diperbarui: 26 Desember 2015   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Islam merupakan agama yang ajarannya universal.Ajaran Islam mencangkupkehidupanmanusiahablunminannasdanhablunminallah.Persoalanpadamanusiatidakpernahkunjunghabis.Setiapperjalanannya,selalumenimbulkanproblematik.

Tetapi, Islam membawaperubahan, pembaharuan, dankemajuanbagiumatmanusia.Keluasanajaranislammengaturberbagaibidangmencangkupaspek-aspekkehidupanmanusia, yaitubaikdalambidangpolitik, bidangsosial, bidangekonomidanbidangbudaya. Namun, Ahmad syafiiMaarifberpendapat, “Yang perludiperhatikan, baik Al-Qur’an maupunSunnahNabi, tidakmemberikanperintah-perintah yang tegasmengenaibentukpemerintahandanmengenailembaga-lembagapolitiksebagaicarabagiumatmanusiamempertahankankesatuannya.”TetapimenurutZianuddinSardar, “Al-Qur’an danSunnahNabihanyamenerapkankerangka-kerangkaumumdarikonsep-konsepislam. Detailnyaharusdibuatsendiriolehgolonganberimansesuaidengansituasi yang merekahadapi .Dengandemikian, setiapmasyarakat, atasdasarketentuan-ketentuanini, dapatmerumuskansendirinorma-norma yang sesuaidenganlatarruangdanwaktumereka.” RisalahNabi Muhammad saw.menunjukkansebagaipemimpin agama (Islam) beliaujugaadalahpemimpin (kepala) Negara. MenurutZiaudinSardar, “PadazamanRasulullah, Madinahmerupakan Negara yang model darihubungannyaadalah Islam denganpolitik. Dikatakan, Negara Madinahmerupakannegara yang ideal.”

DalamhubunganIslamdenganpolitik, ajaranislammemberikantuntunanbagimanusia agar dapatmenggunakanilmudanakalnyauntukmenyesuaikankeadaan yang seiringberubahkarenazaman,denganajaran Islam,untukmenemukanhubunganserasiantaramasyarakatpolitikmuslimdenganorganisasipolitik yang dinamakannegara.PembuktianbahwahalitudiserahkankepadaumatadalahsaatpemilihanKhalifahpertama Abu BakarsetelahNabi Muhammad saw. wafatdilakukanberdasarkanijma’(kesepakatan) paraumat. Tetapi, sampaisaatinimasihterdapatperbedaanpahamtentanghubungan Negara denganpolitik, disatupihakada yang berpendapatnegaradenganpolitik, negaraharusberlandaskan agama, dipihak lain sebaliknya, menghendakipemisahansecaratajamatau agama tidakdijadikansebagaidasarnegara. Padahal, peranan agama padapembangunanpolitikmempunyaikepentinganuntukumatmanusia yang merupakanfaktorpengamandanpencegah agar perubahan-perubahan, pembaharuan-pembaharuan, danmodernisasi yang dibawapolitiktidakmenimbulkansengsara,tetapimenciptakankebahagiaan.

Sumber: H. AlamsiahRatuPerwiranegara. Islam dan Pembangunan Politik di Indonesia.Jakarta: CV Haji Masagung, 1987.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline