Lihat ke Halaman Asli

Mahalnya Keamanan di Negeri Ini

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Alamaak!! Lagi-lagi kejadian pengrusakan dengan isu agama. Di Yogyakarta ini, belum lama ini. Dalam sepekan, ada dua kejadian. Kejadian pertama, orang-orang yang lagi berdoa bersama, oleh sekelompok orang dibubarkan dengan paksa.Di tempat lain, masih di kawasan Jogja, ada rumah salah seorang pendeta dirusak. Apa sih maunya mereka?

Isu agama memang sangat sensisitif. Paling gampang sekali untuk ditiup lalu dikipas-kipas. Para pelaku pengrusakannya pun terasa senang, karena mereka merasa apa yang dilakukannya berada di jalan Tuhan. Seandainya pun mati pada saat itu, jaminannya pun akan masuk surga.

Itulah pemahaman keyakinan tanpa adanya sikap kritis. Sehingga merasa diri paling benar dan menganggap orang lain salah. Kalau memang Tuhan berada di pihak mereka, mereka ngapain susah payah melakukan pengrusakan. Tuhan itu maha kuasa. Kalau memang dianggap salah, Tuhan bisa tertindak sendiri. Tentu dengan caranya sendiri.

Sudahlah hentikan sikap kekerasan itu. tidak ada manfaatnya. Yang ada malah terpecah-pecah antar sesama suku dan bangsa dan agama.

Tuhan menciptakan manusia itu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Artinya, keragamanan pula termasuk dalam budaya dan agama setiap manusia. Ini merupakan keniscayaan yang tidak bisa dikesampingkan. Kita tidak bisa menafikan akan hal itu.

Setiap agama mengajarkan kebaikan. Agama apapun! Para nabi itu diutus untuk mengubah perilaku-perilaku manusia. Dari perilaku yang tidak beradab seperti mencuri, membunuh, mabuk, berzina dirubah menjadi orang yang menjauhi larangan-larangan itu.

Coba renungkan, bila sesama umat beragama itu saling tolong menolong, saling bergotong royong, saling menghargai, berdampingan, dan saling menjaga kerukanan. Alangkah indahnya bukan? Bila hal ini terjadi akan terasa sekali keadaban dari esensi agama itu sendiri. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline