Lihat ke Halaman Asli

Okti Li

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

Disiksa Media Sosial

Diperbarui: 8 Mei 2017   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Obrolan sesama bloger di group ternyata bukan cuma bikin nambah wawasan, tapi juga nambah rasa syukur dan kelegowoan. Obrolan hari itu terkait media sosial masing-masing --yang bagi seorang bloger saat ini media sosial sudah jadi perlengkapan perang-- yang selalu siap untuk digunakan bertempur. 

Seorang teman sedikit mengeluh jika hari itu dia bingung mau publish foto apa di akun Instagramnya. Ditimpali oleh teman yang lain, jika sedikit tidak jauh berbeda, kalau dirinya juga masih bingung mau menentukan tema apa untuk postingan fotonya. Supaya cocok dengan branding yang dimiliki. Tidak mau kalah --sepertinya dugaan saya-- teman yang lain bilang kalau ia sama sekali tidak ada ide untuk beberapa hari ini mau diisi dengan apa akun sosial media yang bisa dibilang jadi ladang usahanya itu.

Saya tersenyum dan bersyukur. Bahagia dengan kapasitas saya sebagai (yang mengaku) seorang bloger mendapati permasalahan teman-teman --sesama bloger-- tersebut.  Bukan saya senang karena mereka galau. Tidak juga nyumpahin atau puas-puasin mereka karena mereka lagi kelimpungan mengupdate apa yang sedang jadi ladang usaha (baik utama maupun sampingan). Tapi saya bersyukur karena dengan keluhan mereka itu saya jadi menengok akun media sosial saya pribadi, dan mendapatkan kondisi yang selama ini belum saya sadari.

Saya yang tidak memiliki niche dalam ngeblog --selain curhat-- atau tidak memiliki branding diri --selain ibu rumah tangga pedesaan yang suka curhat eh nulis maksudnya--  merasa selama ini mau nulis apa, mau posting apa, mau kapan sampai saban detik misalnya --selagi kuota ada-- atau puasa sekian lama hingga blog dan media sosial bulukan --misalnya-- tidak masalah. Ya, tidak mempermasalahkan, tepatnya.

Saya bebas. Saya tidak mempunyai perasaan disiksa oleh media sosial. Tidak ada beban hari ini mau posting sesuai tema apa, maka saya harus "usaha" bikin atau cari foto atau konten supaya apa yang saya isikan ke media sosial atau blog matching dengan niche dan branding. Tidak, saya tidak pernah memikirkan itu semua. Ibarat air mengalir, semua berjalan apa adanya. Yang pasti dari ketinggian menuju kerendahan. Begitu juga dengan saya. Menulis ya menulis saja. Publish foto atau apdet status ya lakukan saja. Tanpa harus dibayangi ide, niche, atau branding diri.

Bersyukurnya saya itu ya di situ.

Ternyata saya orang (bloger) bebas. Ternyata meski tidak punya niche --saya memilih lifestyle kalau diharuskan memilih-- masih ada job yang menjadi jalan rezeki buat saya. Ternyata saya masih bisa melakukan apa saja yang saya suka dan dirasa bermanfaat tanpa aturan ini itu dengan bonus job atau jejaring pertemanan yang teramat berharga dibanding nominal rupiah sebuah fee content placement pada umumnya saat ini.

Melalui kamera jadul, atau smartphone murah meriah (kadang modal menang dari sebuah lomba) saya bebas ambil gambar apa saja, dan suka-suka saya mau publish kapan saja. Termasuk dengan caption yang pendek --atau tidak ada sama sekali-- atau caption panjang dengan hal-hal bermanfaat lain meski dapat dari copy paste (tentu saja saya sertakan sumbernya). Apapun yang dirasa bermanfaat (termasuk curhat) saya hajar saja. Betapa bahagianya saya.

Kebebasan saat bermedia sosial ini yang sepertinya tidak (belum?) dimiliki oleh bloger kawakan dengan job jutaan yang terbelenggu oleh aturan niche, branding dan ide. Beruntung saya memiliki media sosial yang sama sekali tidak menyiksa saya dengan semua aturan itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline