Lihat ke Halaman Asli

Okti Li

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

Melihat Dunia Jauh

Diperbarui: 25 Juli 2015   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di bawah pohon markisa yang daunnya meranggas, sepasang bola beratap bulu lentik menatap polos.

Wangi kayu putih dan tabur bedak menghampari bagian yang terlihat menjadi tanda belumlah lama dari membersihkan tubuh kecilnya.

Meski kecil, pandangannya bagaikan orang besar. Ia mendorong mobil mobilan dan menirukan suaranya.  Tampaknya sedang menikmati sebuah perjalanan yang tidak bisa diterawang orang lain.

"Ibu, ayo naik gunung..."

Aku duduk di tumpukkan batu. Beralaskan daun berjari yang luruh satu persatu, lembar demi lembar dari atas kepala, tirun menghampar terinjak alas kaki.

"Naik saja. Ibu tunggu di sini, Nak."

"Aku tidak bisa naik, Bu. Bantu. Ayo..."

Tangan mungil sebelah menggenggam mainan. Lainnya menarik ujung rok. Rengekan mengiringi adegan tarik menarik.

"Apa yang mau kamu ambil dari atas? Mainanmu sudah di tangan. Diam di sini tidak harus bercapek capek dan jauh."

"Aku ingin itu, Ibu... melihat dunia jauh."

Alasan apa lagi untukku untukknya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline