Lihat ke Halaman Asli

Okti Li

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

Anak Demam Orangtua Begadang

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Larangan begadang yang diserukan oleh H. Rhoma Irama malam ini tidak berlaku untuk saya dan suami. Sejak jam sepuluh tadi malam, kami masih melek dan terus bernyanyi.

Kekhawatiran setiap orangtua terhadap anaknya kini saya alami. Anak demam, sampai tengah malam menjelang dini hari masih juga belum bisa tidur tenang. Memang sangat mengkhawatirkan.

Namun demam semalam atau dua malam apalah artinya jika selanjutnya si anak sehat berkepanjangan. Terhindar dari berbagai penyakit yang mematikan. Semua para orangtua pernah mengalaminya jika anak diimunisasi maka beberapa jam setelahnya si anak akan terkena demam.

Sosialisai imunisasi saat ini sudah mencapai tingkatan lebih tinggi dibanding beberapa tahun sebelumnya. Pengetahuan warga kampung akan pentingnya imunisasi sudah maksimal. Kini para orangtua muda sudah memahami betul penting dan manfaat imunisasi bagi anak. Termasuk dampak kena demam semalam atau dua malam yang diakibatkan setelah diimunisasi

Tak lagi kita temukan orangtua yang enggan membawa anaknya untuk diimunisasi setiap bulan sejak dilahirkan. Padahal dulu saya pernah dengar sendiri ada orangtua yang tidak mau membawa anaknya diimunisasi. Malah menyarankan hal serupa kepada warga kampung lainnya.

"Jangan mau bawa anak diimunisasi. Anak sehat kok malah dibuat sakit (demam). Kan kita orangtuanya yang malah kerepotan!" Begitu katanya.

Kereporan? Mungkin benar juga. Malah timbul kekhawatiran yang berlebihan meski gejala demam sudah diinformasikan sejak dini oleh dokter dan bidan. Malah ibuku dan saudara lainnya yang sudah mengalami juga sudah sering mengatakan tentang hal itu. Tapi tetap saja aku dan suami khawatir dibuatnya.

Fahmi, anak kami baru bisa sedikit mereda igauannya setelah aku melantunkan sholawat nabi di telinganya. Takjub karena rengekannya mau berhenti akhirnya aku terus-menerus melantunkan sholawat untuknya.

Tahu aku tak mungkin sepanjang malam "konser", disiasati saja sholawat yang dilantunkan itu diganti oleh sholawat dari MP3 yang sengaja aku save di ponsel. Hehe!

Anak demam, orangtua begadang? Siapa takut...? :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline