Lihat ke Halaman Asli

Tesya Erfani

Man Jadda Wajada

Minyak Goreng Langka: Penyebab dan Pentingnya Distribusi Sesuai Prinsip Islam

Diperbarui: 20 Maret 2022   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Foto Pribadi. Kelangkaan minyak goreng di Indonesia menyebabkan masyarakat resah karena harganya yang meningkat hingga 50%. 

Minyak goreng langka menjadi isu yang saat ini ramai diperbincangkan. Meski pemerintah telah menetapkan kebijakan harga eceran tertinggi minyak goreng sejak 1 Februari 2022, namun harga minyak goreng bukannya turun melainkan keberadaannya menjadi langka di berbagai wilayah.

Masalah ketersediaan minyak goreng juga diperkirakan terus terjadi, terlebih ketika mendekati bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri. 

Kelangkaan minyak goreng curah dengan Harga Eceran Tertinggi atau HET Rp11.500 per liter serta minyak goreng kemasan premium dengan HET Rp14.000 terjadi hampir di seluruh pasar. 

Begitupun juga kondisi di minimarket dan supermarket yang tidak jauh berbeda, stok minyak goreng masih jauh dari kebutuhan harian masyarakat.

Beberapa penjual lebih memilih menyediakan minyak goreng di lapaknya dengan cara membeli dari penjual online di media sosial bukan membelinya dari distributor. 

Mereka tidak takut mengeluarkan modal lebih banyak dari biasanya dalam menyetok minyak goreng non-subsidi untuk kemudian dipasarkan, karena para pedagang meyakini di tengah kelangkaan minyak goreng seperti sekarang seberapapun harga yang ditawarkan kepada konsumen tetap akan terjual demi terpenuhinya kebutuhan konsumen akan minyak goreng. Alhasil minyak goreng di pasaran harganya jauh lebih mahal dari kebijakan HET pemerintah.

Dilansir dari media Kompas.com, Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron mengungkapkan bahwa salah satu alasan kelangkaan minyak goreng ini disebabkan oleh minimnya keterlibatan pemerintah melalui BUMN yang hanya mampu menguasai 5 persen dari produk minyak kelapa sawit mentah secara nasional, persentase yang masih dibilang rendah jika harus bersaing dengan pasar bebas internasional. 

Kenaikan harga bahan baku minyak kelapa sawit juga tidak terlepas dari tren harga pasar di dunia. Permasalahan ini menimbulkan harga minyak yang terus melambung naik. 

Diketahui harga minyak minyak pada akhir tahun 2021 lalu meningkat hingga 50 persen, dari 20-23 ribu menjadi 35 ribu dalam ukuran dua liter.

Penyebab lain yang menyebabkan naiknya harga minyak goreng yakni adanya kenaikan permintaan CPO untuk pemenuhan industri biodiesel seiring dengan penerapan kebijakan B30. 

Sejak akhir tahun lalu, harga CPO memang terus meningkat. Bahkan, sempat mencapai puncaknya pada 9 Maret 2022 lalu yakni tembus MYR 7.074 per ton. Yang lebih menarik lagi adalah alokasi subsidi biodiesel pada tahun lalu, alokasinya naik 2x lipat menjadi 51,86 Triliun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline