Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan temuan yang mengejutkan: 55 produk kosmetik yang beredar di pasar Indonesia terbukti mengandung bahan berbahaya. Temuan ini berasal dari proses sampling dan pengujian selama November 2023 hingga Oktober 2024. Tidak main-main, produk-produk ini bahkan mencakup kosmetik lokal yang dibuat berdasarkan kontrak produksi, hingga impor yang dipasarkan secara online.
BPOM pun telah mengambil langkah tegas dengan mencabut izin edar serta menghentikan sementara kegiatan produksi, distribusi, dan impor kosmetik tersebut. "Terhadap produk kosmetik yang terbukti mengandung bahan dilarang dan atau bahan berbahaya, BPOM telah mencabut izin edar serta melakukan penghentian sementara kegiatan (PSK)," jelas Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam pernyataan tertulisnya pada 29 November 2024.
Fenomena ini kembali menyoroti betapa promosi kosmetik yang menggiurkan sering kali membuat konsumen lengah. Harga miring, klaim manfaat instan, atau strategi pemasaran bombastis di media sosial kerap menjadi jebakan. Namun, di balik promosi yang menggiurkan, ada risiko kesehatan yang tak bisa diabaikan.
Lalu, bagaimana kita sebagai konsumen bisa lebih cerdas dalam menghadapi promosi kosmetik sesaat?
Apa yang Salah dengan Promosi Sesaat?
Akhir-akhir ini memang sering sekali produk brand kecantikan mengadakan promosi besar atau penawaran diskon gila-gilaan. Ini berpengaruh pada konsumen yang demen tergoda "harga murah dapat banyak" tanpa berpikir panjang.
Namun, di balik tawaran menggiurkan tersebut, ada risiko yang seringkali tersembunyi. Banyak brand yang menggunakan strategi promosi untuk menutupi kekurangan pada produk mereka. Sebagai contoh, diskon besar atau klaim manfaat instan, seperti "hasil instan hanya dalam 3 hari", sering juga tidak didukung dengan bukti yang jelas atau berbasis penelitian. Iklan semacam ini mengaburkan kenyataan bahwa produk tersebut mungkin mengandung bahan-bahan yang tidak aman untuk kulit atau bahkan berbahaya bagi kesehatan.
Dampak Kosmetik Berbahaya pada Konsumen
Penggunaan produk kecantikan yang mengandung bahan berbahaya tidak hanya berisiko bagi kesehatan kulit, tetapi juga dapat menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang. Bahan berbahaya seperti merkuri yang sering ditemukan dalam produk pemutih kulit, misalnya, dapat menyebabkan kerusakan pada kulit secara permanen, bahkan menembus lapisan dermis dan merusak sel-sel kulit. Penggunaan produk ini dalam jangka panjang dapat memicu iritasi, alergi, hingga gangguan pada organ dalam tubuh, seperti kerusakan ginjal atau sistem saraf.
Bahkan, beberapa bahan kimia yang terkandung dalam produk kosmetik ilegal bisa menyebabkan kebengkakan yang bisa saja berujung pada kanker jika terpapar terlalu lama. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa komposisi produk yang kita gunakan dan memastikan bahwa produk tersebut terdaftar di BPOM untuk menghindari bahan berbahaya.