Lihat ke Halaman Asli

Curhatan Buku-buku di Rak: Kapan Aku Dibaca, Tuan?

Diperbarui: 24 November 2024   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku-buku di Rak (Sumber: Unsplash/Eugenio Mazzone)

Hai, kami adalah buku-buku yang teronggok manis di rakmu. Di luar sana, dunia sedang sibuk dengan berita viral, flash sale, dan drama Korea terbaru, sementara kami hanya punya satu pertanyaan, "Kapan kamu baca kami, Tuan?"

Kami tahu, kami hanyalah benda mati dengan sampul menarik dan judul yang menggoda. Tapi bukankah kamu memilih kami dengan penuh cinta saat pertama kali melihat kami di toko buku? Bukankah ada janji tersirat bahwa kami akan segera menemani malam-malammu? Sekarang, kami hanya bisa memandangmu dari kejauhan, berharap suatu saat kami bisa memenuhi takdir kami: dibuka, dibaca, dan dicintai. 

Kami Masih Ingat Hari Itu ...

Hari itu adalah hari yang spesial. Kamu mengelus punggung kami, menatap judul kami dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Kamu berkata, "Ah, buku ini kayaknya seru banget!" Bahkan, kamu rela menambahkan kami ke dalam keranjang belanja meskipun saldo bankmu hampir habis.

Di perjalanan pulang, kami merasa seperti juara. Kami yakin, "Inilah hidupku. Aku akan jadi bagian penting dalam cerita hidupnya." Tapi kemudian, setelah sampai di rumah, kamu meletakkan kami di rak... dan melupakan kami. Kami hanya bisa diam, berteman dengan debu, sementara kamu sibuk dengan gadget-mu atau-yang lebih menyakitkan-membaca buku lain. 

Kamu, Si Pemburu Flash Sale

Kami tahu kamu suka belanja buku. Kamu adalah kolektor sejati. Tapi ada satu masalah: kamu juga seorang hoarder. Setiap kali ada flash sale, diskon 99%, atau promo beli 2 gratis 1, kamu langsung kalap. Kamu berkata, "Beli aja dulu, bacanya nanti." Tapi, apakah "nanti" itu benar-benar ada? Kami mulai meragukan janji itu. 

Kami melihatmu terus menambah koleksi baru di rak sebelah. Buku-buku dengan sampul yang lebih mengkilap, warna yang lebih cerah, dan judul yang lebih keren terus berdatangan. Kami, buku-buku yang lebih tua, hanya bisa iri. "Kenapa dia tidak pernah melirikku lagi?" pikir kami.

Kami Tidak Iri, Tapi ...

Kami mengerti, manusia itu sibuk. Kamu harus bekerja, mencari nafkah, dan bersosialisasi. Tapi di sela-sela semua itu, apakah kamu tidak punya waktu untuk kami? Padahal kami hanya membutuhkan beberapa menit dari harimu. Kami tidak memintamu untuk menyelesaikan kami dalam semalam, kok! Kami paham kalau kamu suka mencicil. Bahkan, cicilan buku baru lebih sering kamu prioritaskan daripada membaca kami. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline