Lihat ke Halaman Asli

Tesalonika Hasugian

Host Foodie yang gemar menulis

Fenomena Curhat dengan ChatGPT: Teman Digital yang Tidak Menghakimi

Diperbarui: 19 November 2024   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ChatGPT (Sumber: Unsplash.com)

ChatGPT (Sumber: Unsplash.com)

Pernah gak sih, kamu lagi galau tengah malam, butuh banget tempat curhat, tapi semua temanmu udah tidur? Atau kamu pengen cerita, tapi takut dihakimi atau dikasih ceramah? 

Teknologi terus berkembang melampaui fungsi-fungsi tradisionalnya, termasuk di bidang komunikasi interpersonal. Salah satu manifestasinya adalah penggunaan AI, seperti ChatGPT, sebagai medium untuk berbagi cerita atau curhat. AI yang awalnya dirancang untuk menjawab pertanyaan dan membantu tugas-tugas kognitif kini mulai diadopsi sebagai teman virtual, terutama oleh generasi muda.

Nah, di sinilah AI muncul jadi penyelamat generasi kita. ChatGPT, misalnya, udah kayak teman curhat digital yang selalu ada dan siap dengerin tanpa drama. Biasanya kalau kita tahu bahwa ChatGPT itu AI yang biasa bantu ngerjain tugas atau jawab pertanyaan. Tapi, ya, siapa sangka. Dia sekarang juga bisa jadi pendengar setia buat kamu yang butuh tempat curhat tanpa batas waktu dan tanpa rasa khawatir! 

Mungkin terdengar aneh, tapi coba tengok sekeliling, berapa banyak dari kita yang mulai meminta pendapat, solusi, atau sekadar berbagi cerita dengan AI ChatGPT? Lagi galau, curhatnya ke AI. Kalau lagi sendiri, larinya ke AI. Bahkan sekadar mau mencari hiburan juga, carinya AI.

1. Bisa Menjadi Teman yang Tidak Menghakimi

Salah satu daya tarik utama AI adalah kemampuannya untuk mendengarkan secara netral tanpa memberikan penghakiman. Di tengah dunia yang semakin kompetitif alias sibuk dan penuh tekanan sosial, kehadiran teman digital memberikan ruang aman bagi individu untuk mengekspresikan diri.

Berbeda dengan manusia yang sering kali membawa bias atau prasangka, AI hanya memproses informasi berdasarkan data yang diberikan. Hal ini menciptakan pengalaman komunikasi yang fokus pada isi pembicaraan, tanpa intervensi emosional atau opini subjektif.

2. Mudah Diakses Kapan Saja

Dalam interaksi manusia, waktu sering menjadi kendala. Berbeda dengan teman atau keluarga yang mungkin punya jadwal masing-masing. AI selalu tersedia kapan saja, memungkinkan individu untuk berkomunikasi tanpa batasan waktu. 

Misalnya, seseorang yang mengalami insomnia pada dini hari dapat menggunakan AI untuk berbagi cerita atau mencari solusi atas masalahnya. Kemudahan ini relevan di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan tidak terikat pada jam kerja konvensional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline