Lihat ke Halaman Asli

Jangan Katakan ia Si Bodoh !!!

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia belum tau, namun belum tentu ia tak tau! Dia belum mengerti, namun belum tentu ia tak mengerti. Cobalah pahami cara mereka untuk Bisa, untuk Bergerak, untuk Tau, untuk Mengerti. Jangan langsung cepat menilai dia, karena apa yang sebenarnya dinilai belum tentu itu kebenaran yang mutlak. Ia butuh, tapi ia takut!! takut akan cemohan yang terlontar, ia takut menjadi sampah masyarakat, namun ia tak tau akan hasil dari ketakutan itu. Ia berharap ada seseorang yang mengertikannya, yang mendengar jerit tangisnya, yang mengerti posisinya, dan yang mampu membangkitkan untuk kemajuannya.
Didalam kelas, kebanyakan guru hanya terfokus kepada anak-anak yang cepat mengerti dengan cara guru tersebut mengajar, namun guru tidak begitu memperhatikan anak-anak yang kurang bisa memahami dengan cara guru tersebut mengajar. menjadikan anak-anak yang kurang bisa memahami tersebut merasa tak dihiraukan, tak dianggap, dan bahkan mereka lebih condong diam dan membisu! Bukan karena dia bisu, namun mereka takut menjadi olok-olokan teman-temannya. Ketakutan dan ketidaktauan dia menjadikan ia menutup dirinya.
Ia tak mengerti bukan karena ia tak belajar, namun karena ia kurang mengerti akan penjelasan dari gurunya tersebut, menjadikan respon yang diberikan ia terhadap guru itu menjadi semakin melemah. karena penjelasan dari seorang guru amatlah penting bagi seorang murid untuk memotivasi dirinya tuk dapat bisa memahami sebuah materi yang diberikan olehnya.
Guru merupakan subjek penting terhadap objek (pendidikan), yang akan membangun pribadi anak didiknya. Guru adalah panutan untuk anak didiknya, yang akan membawa perubahan besar terhadap kepribadian anak didiknya. Guru harus mampu menciptakan ketertarikan kepada para siswanya untuk belajar, dan harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang seefektif dan sekreatife mungkin dengan suatu perbedaan dan keragaaman karakteristik para siswanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline