Lihat ke Halaman Asli

Aku ingin Seperti Pohon

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tuhan, aku ini manusia yang kau ciptakan dari segumpal darah yang hina, dan jasadkupun akan kembali dan terkubur didalam tanah. Tulangku yang keras akan rapuh dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usiaku yang akan mengambil sisa-sisa waktu tukku dapat hidup. Ku sadar tak ada yang abadi di dunia ini "semua datang tuk pergi, dan pergi tuk datang" itulah kehidupan yang ku tau! Entahlah, apakah itu sebuah wawasan yang ku peroleh dari kehidupan yang ku peroleh selama ini, ataukah itu sebuah kebetulan yang tercipta dari perenungan di sela waktu yang ada.

Tuhan....terkadang aku merasa lelah dengan kehidupan ini, namun tak ada arti untukku selalu mengeluh, walaupun mengeluh adalah kodrat setiap manusia.

Disaatku hari ini ku dapat tersenyum, ku takut esok hari ku tak dapat tersenyum lagi.....Disaat hari ini aku bisa berbicara dan menikmati nikmat yang Kau beri terhadapku, aku takut esok tak ada lagi. aku takut dan takut....! Lalu ku tampar pipiku dan hatiku berkata dengan sentakannya "Apa yang kau fikirkan! cobalah kau lihat orang tuamu, Bayi yang baru lahir, Nenekmu, dan hal yang ada disekitarmu! Tak bisakah kau berfikir akan hal yang telah terjadi dan akan terjadi terhadap mereka, namun mereka masih bisa memiliki semangat tuk menatap hari esok.....walau ada suatu ketakpastian di dalamnya". begitulah caraku tuk menyadarkanku dan menyemangati diriku, seolah itu adalah obat untukku tuk dapat terus melangkah.

Tuhan, dalam lamunanku ku berfikir akan setiap makhluk yang bernyawa yang telah engkau ciptakan. Dengan beraneka macam Binatang, Tumbuhan, Tanah, Udara, Api, serta Air yang dimana memiliki peran tertinggi dalam kehidupan ini. Semuanya memiliki keterikatan yang begitu kompleks, yang dapat menghidupkan satu sama lain. Begitupun pohon yang memiliki akar yang kuat, yang mampu menopang besar dan tinggi dahan tersebut, dan ia mampu menciptakan keteduhan bagi makhluk yang berada di sekitarnya, dg bantuan daun yang rindang yang ada di atasnya. Aku ingin seperti pohon tersebut, yang mampu memberikan kenyamanan dan kesejukan bagi orang-orang di sekelilingku, serta memberikan manfaat dalam setiap hembusan nafas yang keluar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline