Lihat ke Halaman Asli

Proses Terciptanya Belajar

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pagi itu langit dipenuhi embun yang mendinginkan udara di pagi hari, tampak pelangi yang menghiasi! menciptakan kecantikan tersendiri untuk penghias pelengkap hati yang tak tentu. semua makhluk seakan terpesona dengan kecantikan warna pelangi yang menghiasi langit itu.
Anak kecilpun berlarian seakan ingin berada di dekat pelangi dan berjalan-jalan di atas pelangi yang membentuk bak sebuah jalan indah penuh cahaya emas yang mampu bersinar. Namun sayang, itu hanya ilusi yang tak ada jawaban pasti atas keberadaan dimana pelangi itu berada! mereka hanya dapat melihat keindahannya dari kejauhan, dan sejauh mana ia mampu mengkolaborasikan fikiran dan imajinasinya untuk pelengkap ilusi tersebut.
"Tuhan, begitu indahnya kau ciptakan langit yang kulihat ini! sehingga ku ingin berada dibawah jalan pelangi tersebut. Ada apakah disana Tuhan?" ucap sesosok anak kecil di sampingku. Namun, ku hanya diam dan tersenyum melihatnya. Ingin ku berucap kata, namun seakan ku tak mampu! kepolosannya menciptakan suasana baru yang ia tak sadar akan apa yang sedang ia lakuka! Mungkin anda bertanya, Memangnya apa yang telah anak kecil itu lakukan, sehingga membuat anda tersenyum kepadanya? kepolosannya kah, atau apanya?
Taukah anda apa yang ada dalam fikiran anak tersebut? ia sedang berfikir dan belajar tuk mendapatkan apa yang ingin di ketahuinya, dari proses itulah seseorang bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan atas proses berfikirnya. Karena rasa penasaran yang ada itu yang akan mendorong seseorang meneliti tuk mendapatkan jawabannya, dari situ akan banyak hal yang kan dapat di temukan oleh anak tersebut. Sepertihalnya ia kan dapat mengenal jarak, kecepatan, cahaya, seni (keindahan), sosial, daya gerak, pantulan cahaya dll.
Dari hal kecil itulah kan muncul hal-hal besar yang tak terduga, menjadikan kita harus lebih bijak atas hal baru yang terjadi. Karena manusia itu kan terus belajar selama ia masih diberi kehidupan oleh sang pencipta.
Semangatlah !!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline