Lihat ke Halaman Asli

Di Jepang, Daging Paus Disubsidi Pemerintah

Diperbarui: 4 April 2017   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi yang mengejek, di mana tujuan penangkapan paus untuk ilmu pengetahun menghasilkan “tulisan ilmiah” berupa tempura, sashimi dan sushi (Sumber: Tip Junkie, 2012)"][/caption]Waktu studi di Jepang, saya pernah dapat hadiah daging ikan paus dari “senpai” (mahasiswa senior), kemudian kita bakar rame-rame pakai api kompor bersama mahasiswa/i satu laboratorium dan “sensei” (professor pembimbing). Satu orang mungkin cuma dapat “sekerat” kecil saja, karena memang yang diberi tak sampai setengah kilogram. Kita sambil ngobrol ngalur ngidul ditemani masing masing secangkir teh hangat.

Di Jepang, daging ikan paus dijual bebas, banyak terdapat di pasar tradisional kota Fukuoka dan Nagasaki. Harganya jangan ditanya, sekitar 4.500 yen (Rp 550 ribu) per-kg. Tak pernah saya membelinya, selain bukan untuk kantong mahasiswa, juga bukan pula “sumber protein utama” untuk saya.

Setelah membaca baca, ternyata harga Rp 550 ribu itu adalah harga “subsidi”. Pemerintah Jepang mensubsidi konsumsi daging ikan paus sebesar AS$ 400 juta (Rp 5,6 Triliun) pertahun menurut laporan “the International Fund for Animal Welfare”tahun 2013. Organisasi yang berhubungan dengan “kesejahteraan” hewan ini berpusat di Yarmouth Port, Massachusetts, Amerika Serikat.

Pertanyaan anda mungkin: “ loh kok bisa? Kenapa bisa dijual bebas? Kenapa disubsidi?” Sebelum pertanyaan anda terjawab, ikuti keterangan dibawah.

Penangkapan Paus 
 [caption caption="Grafik penangkapan paus oleh Jepang (Sumber: Wikipedia, 2016)"]

[/caption]

Orang Jepang sudah menangkap paus sejak 10 ribu tahun sebelum masehi, sebuah tradisi yang sangat panjang. Setiap tahun 2 sampai 3 ribu ekor paus ditangkap oleh orang Jepang. Penangkapan menurun sejak tahun 1986. Sekarang hanya sekitar seribu ekor pertahun (lihat grafik di atas).

Alasan utama Orang Jepang nagkap paus, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Tradisi panjang, sehingga daging paus adalah bagian dari menu istimewa masyarakat Jepang. Tak seorangpun bisa “protes” terhadap kebiasaan makan orang lain.

2. Sustainable catching. Setelah ribuan tahun ditangkap, menurut orang Jepang populasi ikan paus jenis Minke Whales tetap tak berubah. Di laut selatan (Australia, New Zealand) saja ada sekitar 550 ribu sampai 760 ribu ekor, begitu juga di laut utara (Greenland sekitarnya).

3. Scientific catching. Kata orang Jepang menangkap ikan paus adalah bagian dari tradisi ilmu pengetahuan. Diantara tujuan menangkap paus adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Dengan tiga alasan di atas, pemerintah Jepang memberikan subsidi konsumsi daging ikan paus melalui Japan Fisheries Agency (Semacam Dirjen Perikanan dan kelautan). Tiga alasan ini juga sekaligus menjawab kenapa daging paus dijual bebas.

Menekan pemerintah Jepang 
Tentu saja masyarakat internasional (termasuk lembaga swadaya bidang konservasi alam) menentang keras penangkapan paus oleh negara manapun dan di laut apapun. Karena Jepang adalah negara paling tinggi konsumsi daging paus di dunia, dan negara paling aktif menangkap paus, maka negara ini paling keras diprotes.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline