Lihat ke Halaman Asli

Manusia, Bentuknya sama... Kok Tuhannya Beda?

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kalau Tuhannya berbeda, tentu ada banyak Tuhan. Kalau Tuhannya banyak, tentu ciptaanNya akan berbeda-beda bentuknya, yang gendut, yang kurus, tinggi, pendek, dst. TOLONG TUNJUKKAN SIAPA CIPTAAN TUHAN YANG MANA!?” (SMS Mas Bambang)


Saat ada orang yang mengatakan “Kamu Tuhannya Berbeda!”. Orang itu menyatakan dirinya dari agama tertentu, yang tidak perlu dijelaskan disini. Dan orang itu sedikit banyak sudah mengajarkan "Kebencian" kepada sesama manusia. Padahal, Agama dan Tuhan selalu mengajarkan untuk berbagi cinta kasih sayang kepada sesama manusia.

Saat kita keluar dari sisi "Kemanusian" yang lebih mengutamakan unsur hati dan rasa, lalu menuju ke sisi "Logika" yang lebih mengutamakan unsur otak dan berhitung, maka yang terjadi adalah kesemrawutan seperti keadaan sekarang ini. Dengan mengabaikan sisi ini, maka dunia akan kacau-balau, terorisme timbul di mana-mana seperti sekarang ini.

Manusia harusnya bisa menjadi manusia, bukan menjadi seorang Hakim. Karena Hakim sebenarnya adalah Tuhan. Beliaulah yang berhak menentukan Si A salah atau benar.

Selama kita masih bernafas di udara yang sama, menapak di bumi yang sama, menatap birunya langit yang sama, dan meminum air yang sama, kenapa kita harus saling merasa Paling Benar?? Merasa Golongan Paling Benar.

Bukankah seharusnya.. Manusia di dunia ini dapat hidup rukun, damai dan saling menebarkan cinta kasih sayang. Cintai Tuhan-mu, Kasihi Sesama Manusia dan Sayangi Alam tempat kita hidup dan dikuburkan nantinya.

**. Saya pribadi adalah seorang muslim, menjalankan sholat dan membaca Al Qur'an. Hidup rukun dengan beberapa manusia-manusia lain yang ber-etnis dan agama beda dalam kantor yang sama, dengan menu makan yang sama, dengan udara yang sama, dengan air galon yang sama, dengan udara yang sama. Dan saya percaya.. Saat kami bercanda bersama, Tuhan pun tersenyum melihat apa yang sedang kami lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline