Lihat ke Halaman Asli

Penanaman Protokol Kesehatan Bagi Pelajar SD yang Sudah Mulai Masuk Sekolah

Diperbarui: 5 Desember 2021   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Pada tahun 2019 yang lalu, dunia diguncangkan dengan adanya virus covid-19. Yaitu virus baru yang menyebar secara luas dan cepat. Dan pertama kali masuk ke Indonesia pada 14 Februari 2020 oleh kasuh WN Jepang. Namun dari penelitian beberapa ilmuan, virus tersebut sebenarnya sudah masuk ke Indonesia pada minggu ke 3 di bulan Januari 2020. Akibat dari virus tersebut menyebabkan dampak besar salah satunya dampak pada dunia pendidikan. Pemerintah mengambil tindakan dengan meliburkan sebagian sampai akhirnya meliburkan semua sekolah untuk menghentikan penyebaran virus corona. Namun virus tersebut semakin meluas dan akhirnya dibuat suatu kebijakan yaitu sekolah secara daring atau secara online di rumah masing-masing sampai waktu yang belum bisa ditentukan.

Sudah 2 tahun virus ini menyebar, sampai akhirnya melakukan beberapa banyak hal salah satunya adalah vaksin. Pemberlakuan vaksin ini sudah mengurangi penyebaran dari virus tersebut. Sehingga diakhir bulan pada tahun 2021 sudah mulai diberlakukan uji coba pembelajaran secara tatap muka. Syarat dari pembelajaran tatap muka tersebut ialah dengan tetap melakukan protokol kesehatan. Namun terkadang untuk anak-anak yang seumuran SD banyak yang tidak menjalan protokol kesehatan karena bisa jadi mereka belum terbiasa sebelumnya. Karena pada saat ini sudah mulai dilakukan pembelajaran tatap muka, maka kita disini melakukan kegiatan penanaman protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka di suatu sekolah dasar di Kabupaten Tulungagung. Dengan memberitahu bahwa kita harus selalu memakai masker, mencuci tangan, tidak saling berjabat tangan, dan membawa handsanitizer bila diperlukan. 

Kegiatan tersebut kami lakukan guna menekan penyebaran virus corona agar pembelajaran bisa dilakukan secara luring seutuhnya. Karena saya salah satu dari Mahasiswa Universitas Negeri Malang yang merasa bahwa pembelajaran secara luring lebih efektif dalam penyampaiannya daripada secara daring.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline