Lihat ke Halaman Asli

Teresa K.

Akun untuk sekolah

Maktub, Menelusuri Benang Merah Novel Sang Alkemis Karya Paulo Coelho

Diperbarui: 14 Maret 2021   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dikarenakan kepopuleran buku ini, tak asing bagi saya untuk mendengar judul buku ini disebut-sebut sebagai sebuah mahakarya dan buku bacaan wajib. Oleh karena ini pula, yang awalnya adalah ketertarikan lama kelamaan menjadi keinginan tersendiri untuk dapat berbincang dengan komunitas pembaca novel mengenai buku ini. 

Namun, niat untuk membaca buku ini saya urungkan setelah mengetahui bahwa aliran buku ini merupakan aliran yang sejak dulu saya anggap membosankan. 

Terlebih karena usia buku ini yang sudah jauh melampaui usia saya, sebuah indikator bagi saya bahwa karya ini kurang cocok bagi anak muda seperti saya. 

Setelah pertimbangan yang panjang dan berulang kali saya lakukan, saya memutuskan untuk tidak membaca buku ini, buku yang di mata saya usang dan beku dalam masa lampau.

Kita semua mengenal peribahasa: Jangan menilai buku dari sampulnya, begitu pula dengan saya, namun; fakta unik; selama ini saya selalu menilai sebuah buku dari sampul mereka. Walaupun peribahasa itu berdengung dalam benak saya setiap kali saya membeli buku, tak jarang saya menemukan buku yang ternyata mencerminkan sampul mereka; menarik, indah, mengagumkan. 

Di pertengahan tahun 2017, seperti biasanya saya memasuki toko buku berinisial G tanpa buku tertentu yang saya cari. Saya menemukan buku ini etalase Fiksi Dewasa, yang terletak di lorong panjang yang biasanya saya lewati begitu saja, memilih untuk mencari harta di aliran puisi dan fantasi remaja. 

Mungkin klise dan berlebihan, namun pada saat itu, saya seakan tertarik oleh benang merah tak kasat mata untuk mendekati buku oranye kecil dengan ukiran-ukiran pegunungan dan ornamen timur tengah itu.

Tentu, buku itu adalah buku yang selama ini ada di sudut paling dalam pikiran saya, dengan desain sampul baru untuk memperingati 25 tahun sejak dirilisnya buku Sang Alkemis.

Diterbitkan pada tahun 1988 di Brazil, Sang Alkemis pertama dikenal sebagai "O Alquimista" dan berbahasa Portugis. Sang Alkemis berkisah tentang anak gembala bernama Santiago yang berkelana dari rumahnya di Spanyol ke padang pasir di wilayah Mesir untuk mencari harta karun terpendam di Piramida. Sebuah perjalanan yang semula bertujuan untuk menemukan harta duniawi berubah menjadi penemuan harta di dalam diri.

Buku ini bertema petualangan dan perjalanan menemukan diri dengan alur maju dan sudut pandang orang ketiga. 

Menurut saya, buku ini imersif dalam arti membawa para pembacanya ikut dalam perjalanan Santiago. Cerita disusun sedemikian rupa sehingga pembaca seakan hidup di antara kebudayaan yang diilustrasikan dalam buku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline