Lihat ke Halaman Asli

Mempertahankan Usaha Retailer Mikro Dari Gempuran Retailer Modern Asing Dan Multinasional

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

140118416539435977

Fakta, Usaha Mikro Mampu Bertahan Lebih dari 15 tahun

Saat ini belum ada data dan deskripsi secara gamblang tentang bagaimana cara atau praktek dari pelaku retailer tradisional skala kecil.  Adanya fakta bahwa mereka dapat bertahan dari persaingan modern retailer dari tahun 1997 hingga 2014 adalah fenomena yang menarik.  Selain itu, belum ada studi komprehensif tentang organisasi tradisional retailer bagaimana perubahan strategi dan fungsi yang terjadi di organisasi sehingga mereka dapat bertahan lebih dari 15 tahun. Keterbatasan data ini menyulitkan dalam melakukan pendampingan terhadap pelaku mikro, baik oleh pemerintah maupun lembaga sawdaya masyarakat.

Studi ini dilakukan terhadap para retailer mikro di daerah Jakarta Timur.  Responden adalah  pelaku tradisional retailer yang dapat bertahan mempertahan usaha dan tidak pernah tutup sejak dibuka sebelum tahun 1997 hingga 2014.  Berdasarkan studi kasus dan wawancara dengan pelaku retailer tradisional dengan usia usaha lebih dari 15 tahun, terungkap beberapa trik dan strategi yang mereka lakukan untuk bertahan.    Gempuran retailer asing dan multinasional tidak membuat mereka gulung tikar.  Miskinnya perlindungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan, tidak membuat mereka menyerah.

[caption id="attachment_325982" align="alignnone" width="672" caption="Bentuk category management yang diterapkan dengan memperhatian impulse buying"][/caption]

Strategi Usaha Mikro Untuk Bertahan

Adanya krisis moneter 1998 – 1999, dan pada tahun 2003 -2006 terjadi pembukaan modern retail dengan pemberian izin tidak terkendali serta tumpang tindih di tingkat nasional dan daerah.  Hal ini menyebabkan guncangan besar terhadap operasional, cash flow, stock management, dan economic value added dari retailer tradisional.  Retailer tradisional melakukan beberapa strategi untuk mempertahankan usaha mereka yaitu diversifikasi usaha, namun bisnis utama yaitu toko tetap dibuka, penambahan aset dan modal bergerak, menurunkan stok barang namun meningkatkan jumlah varian atau jenis produk di toko, membuat display dengan category management sehingga toko menjadi lebih indah dan semi modern, membuat display yang menarik sehingga terjadi impulse buying, stock barang hanya berupa kebutuhan dasar dan kebutuhan rumah tangga di sekitar lokasi usaha, memperpanjang waktu operasional toko, dan memperkecil skala usaha namun dengan jenis pelayanan yang bertambah.

Meskipun terjadi penurunan omset jika dibandingkan antara awal pembukaan toko dengan omset saat ini, namun toko masih tetap bertahan dengan aset yang lebih besar, yaitu adanya penambahan aset bergerak dan nilai jual aset tidak bergerak dengan harga jualnya jauh meningkat jika dibandingkan saat pembukaan toko akibat inflasi.  Adanya kolaborasi dan elaborasi antar sesama tradisional retailer.  Mereka bekerja sama dalam menstabilkan harga sehingga terjadi persaingan sehat dan saling menguntungkan bagi sesama retailer di komunitas atau lingkungan mereka.  Ada temuan menarik, taitu retailer tradisional sebagian besar adalah perempuan yang sekaligus menjadi isteri dan ibu bagi anak mereka.  Sering kali usaha yang mereka lakukan berada di rumah atau dekat rumah sehingga pola asuh terjaga.  Hal ini menunjukkan adanya banyak peran yang dilakukan dari pelaku mikro dalam menjalankan bisnisnya.  Bisnis berjalan dan keluarga terjaga.  Tidak jarang, pelaku usaha mikro adalah orang tua dari anak yang berpendidikan tinggi dan berprestasi secara akademik.  Hal ini menunjukkan adanya peran ganda sebagai perempuan pekerja sekaligus ibu, isteri dari sebuah keluarga.  Peran ganda ini pun  bukan menjadi halangan usaha mereka. Bahkan usaha mereka tersebut mampu membiayai keluarga dan menjadi mata pencaharian utama.

Kesimpulan

Tradisional retailer mampu bertahan lebih dari 15 tahun dalam persaingan industri retail dengan modern retailer karena mengembangkan beberapa startegi.   Diversifikasi usaha, menambah aset, menurunkan stok barang namun meningkatkan jumlah variant atau jenis produk di toko, membuat display dengan category management, membuat display yang menarik sehingga terjadi impulse buying, memperpanjang waktu operasional toko, dan memperkecil skala usaha namun dengan jenis pelayanan yang bertambah. Adanya kerjasama antar tradisional retailer sehingga terjadi kesetimbangan harga, dan persaingan sehat sesama tradisional retailer.  Inilah strategi dan tindakan yang dilakukan usaha mikro sehingga bisnis mereka mampu bertahan lebih dari 15 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline