Lihat ke Halaman Asli

Tes Calistung Cegah Mental Hectic

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1375534603862816867

Judul ini memang terbalik dari konsep umumnya saat ini. Menuliskan judul Tes Calistung Cegah Mental Hectic, tentu akan menimbulkan kontroversial ditengah maraknya larangan memberikan tes calistung saat masuk SD. Karena faktor tes inilah, maka TK berlomba-lomba mengajarkan muridnya berlatih calistung agar dapat diterima di sekolah unggulan. Efek sampingnya adalah timbul mental hectic akibat tes calistung SD tersebut. Kalau begitu, dimana relevansi Tes Calistung Cegah Mental Hectic saat masuk SD? Saya menilai kalimat Tes Calistung Cegah Mental Hectic ini seperti menilai apakah sebuah pisau itu bermanfaat atau merugikan. Kalau bermanfaat, maka akan dipergunakan banyak orang, tapi kalau merugikan, sebaiknya dilarang penggunaannya. Tentu manfaat sebuah pisau berbeda, tergantung ditangan siapa dan untuk apa digunakannya. sebuah pisau ditangan perampok atau penodong akan berbahaya. Dilain pihak, sebuah pisau ditangan koki ternama akan sangat bermanfaat. Kalau begitu, bagi saya, konsep Tes Calistung Cegah Mental Hectic, diibaratkan seperti ilustrasi penggunaan pisau tersebut. Bisa menguntungkan dan bisa juga merugikan. Tergantung dipegang oleh siapa dan digunakan untuk apa. Sekarang kita akan bahas apa untung dan ruginya tes Calistung itu.

Keuntungan dan Pentingnya Tes Calistung Cegah Mental Hectic saat masuk SD.

Judul huruf tebal diatas ini, pentingnya tes Calistung Cegah Mental Hectic, diletakkan dan dipergunakan pada  sistem pendidikan tersendiri. Saya sendiri melihat belajar itu haruslah dengan sistem individual. Artinya, tiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ini disebabkan karena faktor dari lahir atau turunan. Kalau ayah dan ibu profersor, cenderung anaknya pintar. Mendel sudah menuliskan teori tentang faktor keturunan ini. Tapi tentu saja ada faktor lingkungan. Yaitu seberapa banyak stimulai yang diberikan sejak lahir sampai masuk SD. Tidak ada anak yang sama. Setiap anak adalah unik dan berbeda. Karena itu, setiap anak harus dididik sesuai dengan kemampuan masing-masing. Berikan Calistung sesuai keunikan masing-masing. Sesuai kemampuan masing-masing anak. Tiap anak tidak boleh disamaratakan. Bergerak dari titik ini, saya menyarankan sebuah pendidikan dengan metode individual. Artinya adalah memberikan materi sesuai kemampuan anak masing-masing. Sedangkan kita tahu tiap anak tidak ada yang sama. Sehingga materi yang diberikanpun bersifat individual sesuai dengan kemampuan masing-masing. Konsep pendidikan home schooling dimana ditangani oleh orangtua langsung, merupakan sebuah alternatif untuk model pendidikan ini. Kalau hal ini dilakukan, maka tidak akan ada stress atau tekanan akibat calistung. Tiap anak akan nyaman dengan calistung yang diberikan. Materi diberikan sesuai dengan kemampuan masing-masing anak. Mereka nyaman dan gembira, karena setiap materi tidak akan dimajukan sebelum anak itu paham dan mahir. Pastilah perlu dipikirkan strategi dan cara jika mau melakukan hal ini di sekolah. Kalau demikian, agar setiap anak dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing, maka perlu di tes. Fungsi dari pentingnya tes calistung ini adalah supaya anak diketahui kemampuannya masing-masing. Sehingga tiap anak akan diberikan calistung sesuai kemampuan masing-masing. Ini akan menghindar anak dari stress akibat calistung atau Mental Hectic. Jadi, kalau anak kelas 3 SD, tapi hasil tes menunjukkan kemampuannya di kelas 2 SD, sebaiknya diperikan pelajaran setara kelas 2 SD. Ini akan membuat anak itu nyaman dan terhindar dari mental hectic.

Kerugian Tes Calistung masuk SD: Anak TK terpaksa belajar calistung yang akan mengkibatkan Stress bahkan Mental Hectic.

Untuk membahas masalah ini, sebaiknya kita meneliti lebih dahulu istilah Mental Hectic. Istilah Mental Hectic ini hanya muncul di wilayah Indonesia saja. Cobalah gunakan google.co.id dan google.com dengan menuliskan Mental Hectic. Anda akan mengerti apa maksud saya. Penjelasan mendalam mental hectic ini sudah saya bahas pada post Calistung Menyembuhkan Mental Hectic. Dari tulisan itu juga, dibahas mengapa anak terkena mental hectic, yang lebih dikarenakan karena ketidakmampuan atau ketidaktahuan guru sekolah untuk melatih anak TK belajar calistung. Pemaksaan terhadap anak akan berbahaya. TK saatnya bermain dan bersenang. Pemberian calistung dengan paksaan akan berbahaya. Berikan calistung dengan senang dan gembira. Perhatikan post sebelumnya Mengenai argumentasi bagimana sebaiknya mengajarkan calistung buat anak TK agar menghindarkan mental hectic.

13755350911067013595

Kesimpulan Tes Calistung Cegah Mental Hectic

Dari perbandingan diatas, maka dapat diambilkan kesimpulan yang penting untuk kita sadari bersama. Sistem kelas yang sama rata dan tidak memperhitungkan perbedaan kemampuan anak, akan mengakibatkan mental hectic. Sedangkan sistem belajar individual haruslah memberikan tes calistung agar menghindari terjadinya mental hectic. Contoh sederhana, kalau anak SD kelas 3 ditanya gurunya: Siapa yang sudah mengerti perkalian? 80% murid menjawab belum mengerti. Sedangkan kurikulum sudah saatnya membahas materi pembagian. Pertanyaan saya: Apakah yang dilakukan guru tersebut? Kalau sistem sekolah, tentu akan dimajukan. Tugas guru adalah menghabiskan kurikulum. Ini pasti mengorbankan anak yang belum mengerti materi perkalian tadi. Tapi kalau dengan sistem individual, tidak akan ada masalah. Anak yang masih belum mengerti akan diulang, anak yang sudah mengerti akan dimajukan. Sehingga anak terhindar dari mental hectic. Semoga contoh ini akan membuat kita lebih jelas lagi. Demikianlah sedikit opini saya tentang Tes Calistung Cegah Mental Hectic. Inilah salah satu prinsip Terapi Calistung yang saya ciptakan buat anak berkebutuhan khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline