Lihat ke Halaman Asli

Khulfi M Khalwani

Care and Respect ^^

Cacing Pemakan Plastik

Diperbarui: 24 Februari 2019   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Wikipedia

Sampah plastik tampaknya sudah menjadi masalah besar yang harus menjadi perhatian bersama. Sebagai konsumen, disadari kita juga tidak terlepas dari penggunaannya. Sedangkan dari sisi produksi, mungkin sekitar 80 juta metrik ton plastik dihasilkan setiap tahunnya. Bayangkan berapa persen yang bisa didaur ulang atau digunakan kembali ? Lalu sisanya ?

Kita mengenalnya sebagai kantong plastik, tapi bahasa gaulnya adalah Polyethylene atau Polietilena yang biasa disingkat PE. Berita menarik dari dunia persampahan seakan membawa kabar gembira yang tampaknya bisa menjadi harapan bersama.

Larva pemakan plastik Foto : dx.doi.org/10.1021/es504038a | Environ. Sci. Technol. 2014, 48, 1377613784

Adalah Jun Yang,  Yu Yang, Wei-Min Wu,Jiao Zhao, and Lei Jiang. Dari jurnal yang mereka tulis saya mendapat info menarik tentang cacing yang mengunyah plastik. Judul artikelnya : Evidence of Polyethylene Biodegradation by Bacterial Strains from the Guts of Plastic-Eating Waxworms.

Polyethylene (PE) telah dianggap nonbiodegradable selama beberapa dekade. Meskipun biodegradasi PE oleh kultur bakteri telah dijelaskan, bukti yang valid dari biodegradasi PE masih terbatas dalam literatur. 
Jun Yang dkk menemukan bahwa waxworms, atau mealmoths India (larva Plodia interpunctella), mampu mengunyah dan memakan plastik PE. 
Dua strain bakteri yang mampu menurunkan PE diisolasi dari usus cacing ini, yaitu Enterobacter asburiae YT1 dan Bacillus sp. YP1. Selama 28 hari masa inkubasi dari dua strain pada plastik PE, biofilm yang layak terbentuk, dan hidrofobisitas film PE menurun. 
Kerusakan yang jelas, termasuk lubang dan lubang (kedalaman 0,3-0,4 m), diamati pada permukaan film PE menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan atomic force microscopy (AFM). 
Pembentukan gugus karbonil diverifikasi menggunakan X-ray photoelectron spectroscopy (XPS) dan total reflektansi microattenuated / Fourier transform infrared (micro-ATR / FTIR) imaging microscope. Kultur suspensi YT1 dan YP1 (108 sel / mL) mampu menurunkan sekitar 6,1 0,3% dan 10,7 0,2% dari PE  (100 mg), masing-masing, selama periode inkubasi 60 hari. 


Hasilnya menunjukkan adanya bakteri pendegradasi-PE dalam cacing tersebut.

Meskipun cacing ini dapat memberi harapan baru, tapi tentunya masih cukup lama untuk dikembangkan dikemudian hari. Jadi intinya, mengurangi penggunaan plastik tampaknya pilihan yang bijak bagi kita sebagai konsumen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline