Lihat ke Halaman Asli

Khulfi M Khalwani

Care and Respect ^^

Menyambangi Majalengka, Ingat Hutan Diklat Sawala-Mandapa

Diperbarui: 27 Agustus 2018   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hanya sekitar 3  1/2  jam perjalanan menuju Majalengka dari Jakarta. Itu pun karena macet di tol Karawang - Bekasi akibat pengerjaan proyek jalan. Kalau lancar, mungkin hanya sekitar 2 jam saja karena melewati jalan tol CIPALI begitu lengang di hari biasa dan kendaraan bisa dipacu dengan kencang.

dokpri

dokpri

Ini adalah perjalanan pertama kali bagi saya ke Majalengka. Dari berbagai referensi yang saya baca, banyak sekali alternatif destinasi wisata yang ada disini. Bahkan bandara internasional baru saja dibuka di Majalengka, namanya Kertajati. Namun diantara berbagai lokasi menarik di Majalengka, tampaknya wisata pendidikan di hutan diklat Sawala- Mandapa (eco-edutourism) menjadi pilihan saya.

Dalam kamus bahasa Sunda, nyawala (sawala) artinya bermusyawarah atau rembug. Menurut cerita sejarah, dahulunya hutan blok Sawala di kecamatan Kadipaten -- Majalengka memang merupakan tempat berkumpul tokoh-tokoh ulama saat agama islam pertama kali masuk ke Majalengka. Disini terdapat makam penyiar islam pertama Ki Buyut Sawala, yang dijadikan cagar budaya oleh pemerintah daerah.

dokpri

Hutan diklat Sawala seluas 128 hektare terletak di wilayah kecamatan Kadipaten sedangkan Hutan diklat Mandapa seluas 18 hektare terletak di kecamatan Kasokandel. Kedua blok hutan tersebut ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus oleh Menteri Kehutanan pada tahun 2006, yaitu untuk pendidikan dan pelatihan. Saat ini Hutan Diklat Sawala-Mandapa dikelola oleh Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kadipaten KLHK. Dalam blok hutan Sawala, tepatnya disisi jalan raya Cipaku, sebagai pintu masuk terdapat komplek sekolah kejuruan kehutanan dan balai diklat.

Hutan diklat Sawala - Mandapa menjadi tempat untuk belajar bagi peserta didik di SMK Kehutanan Kadipaten, peserta diklat di Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kadipaten, serta fasilitas praktek pendidikan lingkungan dan kehutanan bagi pelajar, mahasiswa dan umum di Majalengka dan sekitarnya.

Diawali dengan menemui pak Suherdi sebagai Kepala Tata Usaha dan pak Dimyati sebagai Kepala Balai di Balai Diklat Kadipaten, saya mendapat penjelasan yang begitu lengkap tentang hutan Sawala-Mandapa. 

dokpri

Menurut pak Dimyati dan Pak Suherdi, potensi tegakan hutan di Blok Sawala ialah sebesar 27ribu m3 dengan rata 20,3 m3/ha. Taksiran nilai kayu tersebut kurang lebih setara dengan 9, 05 Milyar rupiah. Jika menggunakan asumsi nilai kayu hanyalah 10% dari niai suatu hutan. Maka nilai ekonomi total areal berhutan Sawala ialah sekitar 90 Milyar rupiah. Pada hutan blok Sawala terdapat sebanyak 1878 jenis flora yang termasuk dalam 49 Famili.

dokpri

Tentunya bukan hanya mendengar cerita tujuan saya kesini, tetapi menikmati nuansa hutan diklat ini. Akhirnya perjalanan sebenarnya dimulai. Ditemani rekan-rekan Widyaswara (tenaga pengajar) kehutanan saya menyusuri Hutan blok Sawala.

Terdapat papan informasi rute yang akan kami lewati. Pertama saya melihat laboratorium lapangan pengembangan lebah madu, kemudian melihat pusat pembibitan dan pembuatan kompos. Lebih jauh ke dalam saya menyambangi demplot konservasi kupu- kupu, dan penangkaran rusa totol. Lebih ke dalam lagi, setelah menikmati kecantikan dan kelembutan Rusa Totol saya memasuki track hutan yang mulai menantang. Pohon-pohon besar dan iklim mikro yang berbeda menjadi keistimewaan dari hutan ini. Jika dilihat dari penutupan lahan di daerah Kadipaten Majalengka, keberadaan hutan ini menjadi habitat penting dari kekayaan flora fauna yang dimiliki Majalengka. Perbaikan dan penataan kembali jalur interpretasi tampaknya diperlukan agar pengunjung atau peserta diklat dapat dengan mudah melintasi rute dari satu spot menarik ke spot lainnya.

dokpri

dokpri

dokpri

Selain demplot-demplot yang saya sebutkan diatas, beberapa demplot yang ada di hutan Sawala diantaranya ialah demplot fauna, demplot flora, demplot persemaian, demplot pengelolaan hutan produksi lestari, demplot konservasi tanah dan air, demplot tanaman obat, demplot silvopasture, demplot wisata alam, demplot pemetaan, dan demplot inventarisasi.

Keberadaan hutan diklat Sawala juga tidak terlepas dari bahaya pencurian dan kebakaran. Sehingga fasilitas untuk patroli dan pengendalian kebakaran hutan juga tersedia disini. Kedepan Balai Diklat berencana untuk membangun menara pengawas di hutan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline