Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Mengamati dari Dekat Sejarah dan Keunikan Balewiyata GKJW Malang

Diperbarui: 23 Februari 2024   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantor Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kota Malang (Foto: Teopilus Tarigan/ Dokpri)

Originalitas, keunikan, kreativitas, dan inovasi adalah core value yang semakin dibutuhkan di masa depan.

Pernyataan itu adalah sebagian catatan kecil yang sempat aku tangkap dari penjelasan Pdt. Gideon Hendro Buwono, selaku direktur Institut Pendidikan Theologia (IPTh) Balewiyata Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Hal itu dia sampaikan saat memaparkan visi GKJW, ketika kami berkunjung bersama rombongan studi banding Pusat Pembinaan Warga Gereja (PPWG) Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) ke Balewiyata di kantor pusat Majelis Agung GKJW, Malang, pada 8 Januari 2024 yang lalu.

Relasi yang terbangun di antara GBKP dan GKJW sudah berjalan sejak lama. Keduanya tergabung dan aktif dalam wadah oikumene internasional yang sama, United Evangelical Mission (UEM).

Studi banding ini dilakukan dalam rangka mengamati dari dekat bagaimana GKJW menjalankan roda pelayanan, khususnya dalam hal penataan langkah gerak di lingkup-lingkup pelayanan yang ada (Majelis Jemaat, Majelis Daerah, dan Majelis Agung) dan upaya-upaya yang dilakukan dalam hal pembinaan bagi tenaga-tenaga pelayan gerejawinya.

Rombongan studi banding PPWG GBKP ke Balewiyata GKJW, Malang, 8/1/2024 (Dok. Pribadi)

Pdt. Gideon menjelaskan secara panjang lebar visi dan misi GKJW yang diwujudkan melalui 5 (lima) bidang pelayanan, yakni Bidang Teologi, Bidang Persekutuan, Bidang Kesaksian, Bidang Pelayanan Cinta Kasih, dan Bidang Penatalayanan. Secara mendetail, beliau juga menjelaskan tentang langkah gerak pelayanan di GKJW yang dipandu oleh Program Pembangunan Jangka Panjang (PPJP) dan Program Pembangunan Jangka Menengah (PPJM).

Sekilas tentang Balewiyata 

Balewiyata berawal dari sekolah pendidikan untuk para voorhanger (pemuka umat) Kristen oleh lembaga pengabaran Injil Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) pada tahun 1925 di Kediri. NZG adalah juga lembaga pengabaran Injil yang membawa kabar baik kepada suku Karo pertama kali pada 18 April 1890 di desa Buluhawar, Sibolangit.

Dilansir dari laman resmi GKJW, bahwa pada tahun 1926, sekolah pendidikan untuk para voorhanger di Kediri ini dipindahkan ke Malang dan diresmikan pada tanggal 6 Januari 1927. Tanggal tersebut menjadi tanggal peringatan hari ulang tahun Balewiyata, yang semula disebut "Pesantren Kristen di Malang."

Potret sebuah sudut bangunan di Balewiyata Malang (Dok. Pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline