Semilir angin bertiup membelai daun pohon-pohon cemara yang menjulang tinggi. Aroma rerumputan yang baru dibabat menguar segar di sekitar halaman yang terhampar. Di tengahnya berdiri kokoh sebuah bangunan tua yang tampak menyimpan banyak cerita.
Bangunan ini disebut sebagai guest house Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) berlokasi di Jl. Udara Berastagi, Kab. Karo, Sumatera Utara. Bangunan ini didirikan dengan dukungan penuh organisasi misionaris terbesar di Jerman bernama Rheinische Mission Gesellchaft (RMG).
Kata "Rheinische" mengacu kepada nama sungai Rhein di Jerman. Bangunan ini tentu saja terkait dengan sejarah misi RMG di tengah pelayanan GBKP di Tanah Karo.
Pembangunan gedung guest house Berastagi berkaitan dengan pembangunan Zentrum Pendidikan GBKP, yang kini bernama Pusat Pembinaan Warga Gereja (PPWG). Hal itu tersebut dalam sebuah surat permohonan bantuan dari Moderamen GBKP bertanggal 9 Maret 1965, yang ditujukan kepada RMG di Barmen, Jerman Barat pada masa itu.
Guest house ini pernah menjadi kediaman seorang pendeta berkebangsaan Jerman dari misi RMG bernama Pdt. W. Grothaus. Pada masa 1968, pendeta ini melayani di Zentrum Pendidikan GBKP sebagai sekretaris eksekutif.
RMG yang didirikan sejak tahun 1799 pada awalnya terbentuk dari misi-misi yang lebih kecil, yang merupakan penyatuan tiga misi penginjilan yakni di Elberfeld, Barmen, dan Koln. Pada 23 September 1828 ditahbiskan misionaris pertama yang kemudian diutus ke Afrika Selatan pada akhir tahun 1828.
RMG juga mengirimkan sejumlah misionaris ke beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sumatra dan Kalimantan yang dikenal sebagai "Zending Barmen." Organisasi ini bertahan sampai tahun 1971, kemudian berubah nama menjadi "Vereinte Evangelische Mission" atau dikenal juga dengan nama "United Evangical Mission."
Bangunan guest house GBKP, sebagaimana bangunan gedung Zentrum atau PPWG GBKP tampak berdiri kokoh dengan menampilkan ciri bangunan-bangunan bergaya Eropa yang khas dan disesuaikan hingga cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia.