Sudah umum diketahui bahwa makanan berfungsi penting bagi manusia untuk bisa bertahan hidup. Kebenaran akan hal ini tampak nyata dalam makna yang sebenarnya melalui hari-hari pelayanan Pusat Pembinaan Warga Gereja (PPWG) Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) selama pandemi global Covid-19 sejak Maret tahun 2020 yang lalu.
Sekilas tentang PPWG GBKP
Awal berdirinya PPWG GBKP adalah hasil kerja sama GBKP dengan salah satu organisasi misionaris terbesar di Jerman bernama Rheinische Mission Gesellchaft (RMG) atau dalam bahasa Inggris, Rhenish Missionary Society. Kata "Rheinische" di sini mengacu kepada nama sungai Rhein di Jerman.
RMG didirikan sejak tahun 1799 di mana pada awalnya terbentuk dari misi-misi yang lebih kecil, yang merupakan penyatuan tiga persatuan misi penginjilan di Elberfeld, Barmen dan Koln. Pada 23 September 1828 ditahbiskan misionaris pertama, yang kemudian diutus ke Afrika Selatan pada akhir tahun 1828.
Selanjutnya, RMG juga mengirimkan sejumlah misionaris ke beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sumatra dan Kalimantan yang dikenal sebagai "Zending Barmen". Organisasi ini bertahan sampai tahun 1971, kemudian berubah nama menjadi "Vereinte Evangelische Mission" atau dikenal juga dengan nama "United Evangelical Mission."
Pada masa-masa awal berdirinya, PPWG GBKP lebih dikenal dengan sebutan "zentrum" (bhs. Jerman, yang berarti pusat), karena fungsi PPWG GBKP sebagai pusat pendidikan. Dalam perjalanan waktu seiring dengan perubahan struktur badan pekerja yang ada di GBKP, PPWG GBKP pernah menjadi bagian unit persekutuan, hingga kemudian menjadi bagian unit pembinaan dan bidang usaha sebagai salah satu sumber pendanaan GBKP.
Gedung PPWG GBKP yang dikenal juga sebagai gedung zentrum adalah bangunan kokoh yang menampilkan ciri bangunan-bangunan bergaya Eropa. Antara lain bentuk selasar dengan atap genteng dan lantai tegel yang masih bertahan hingga saat ini, daun-daun jendela yang lebar, pintu yang tinggi, dan cerobong asap yang khas.