Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Filsafat Tungku Kayu Bakar, Pilihan di Antara Romantisme dan Realisme

Diperbarui: 9 September 2021   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjerang air di atas tungku kayu bakar (Dokumentasi pribadi)

Basilang kayu dalam tungku di sinan api mangko hiduik (Peribahasa Minangkabau).

Peribahasa dalam bahasa Minangkabau itu artinya kalau tidak ada perbedaan pendapat tidak akan lahir kata mufakat. Peribahasa yang berkaitan dengan dapur pada suku Minangkabau ini dipinjam sebagai pembuka ulasan tentang tungku kayu bakar yang bertahan hidup di antara romantisme dan realisme.

Kita akan mendapatkan kontras dari sudut pandang filsafat ketika menyelami tungku kayu bakar dalam kacamata romantisme dan realisme. Romantisme menggunakan sudut pandang masyarakat budaya, sementara itu realisme menggunakan sudut pandang masyarakat kelas.

Dari sudut pandang masyarakat budaya (romantisme) kita akan menemukan alasan sebagian orang masih bertahan memasak menggunakan tungku kayu bakar karena itu adalah sesuatu yang dia sukai.

Kesukaan memasak dengan tungku kayu bakar itu lebih akibat pengenalan dan kecintaannya terhadap asal-usulnya. Bagaimana dia hidup dan dibesarkan dengan tungku pada suatu waktu di sebuah desa. Kenangan itu memberikan kenikmatan tersendiri bagi dirinya.

Sementara itu dari sudut pandang masyarakat kelas (realisme), kita akan menemukan suatu dialektika materialis dari dapur. Kenyataan bahwa sebagian orang masih memasak menggunakan tungku kayu bakar, itu adalah realitas tidak terhindarkan akibat ketegangan setidaknya antara harapan dan kenyataan ekonomi.

Oleh sebab itu pengenalan ciri manusia dengan kata kunci filsafat ini menjelaskan dengan mudah bahwa dari apa yang disukai oleh masyarakat budaya kita bisa mengetahui dari mana ia berasal. Sebaliknya, dari apa yang dikerjakan oleh masyarakat kelas, kita bisa mengetahui siapa dia.

Romantisme Tungku Kayu Bakar

Ada banyak alasan yang bisa disampaikan oleh orang romantis tentang kelebihan memasak menggunakan tungku kayu bakar. 

Misalnya saja, ia akan mengatakan bahwa air yang dijerang menggunakan sebuah ceret (ketel) kaleng yang sudah tua di atas nyala api dari tungku kayu bakar akan terasa lebih nikmat dan sehat dari pada menggunakan ketel listrik atau dengan api dari kompor gas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline