Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Damainya Seperti Gunung

Diperbarui: 25 Mei 2021   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puncak Gunung Sipiso-piso dari Kacinambun Highland (Dokpri)

"Nasihat praktis untuk menikmati hidup tidak mempunyai nilai yang kekal, seandainya tidak ada kehidupan sesudah kematian." Dr. Rainer Scheunemann.

Kulayangkan pandangan ke arah gunung-gunung pada suatu sore. Dari sana aku terkenang nasihat bijak dalam sebuah persekutuan.

Kematian menyamaratakan segala sesuatu yang hidup. Hikmat kebijaksanaan Sang Pencipta yang tak terbatas menyamaratakan segala ciptaan dalam hikmat kebijaksanaannya yang tidak tak terbatas.

Hendaklah setiap orang tidak bermegah atas dirinya sendiri. Tidak juga sebaliknya, meratapi nasibnya sendiri.

Melainkan dengan penuh syukur menerima apa yang dia miliki dengan tidak membanding-bandingkan seorang dengan yang lain. Adalah kasih, di atas semuanya itu, sebagai pengikat yang menyatukan dan menyempurnakan.

Kupandangi lagi damainya gunung-gunung. Damainya seperti kasih, mendatangkan penerimaan yang melampaui segala batasan.

Bukit dan lahan pertanian dengan latar belakang gunung

Sang Pencipta sering kali bersabda kepada insan di atas gunung-gunung. Panggilan damai yang lembut, tapi juga lantang.

Tentang hakikat kesementaraan. Tentang kesementaraan dari semua kesenangan.

Dari atas gunung-gunung, kita merasakan kecilnya diri berdiri di antara luasnya alam raya. Penting untuk mengekang keinginan, sumber dari segala kegundahan yang menyebabkan penderitaan.

Ke gunung, belajar merasakan kedamaian alam dalam kekangan keinginan. Salam kebajikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline