Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Bertanya kepada Kebijaksanaan yang Tidak Menjawab Apa-apa

Diperbarui: 11 April 2021   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca sebagai sebuah pencitraan (Dokpri)


Topik mengenai relevansi menjadi terkait dengan topik manfaat. "Apakah manfaat filosofi, kalau itu hanya berurusan dengan segala macam pertanyaan yang sepertinya tidak pernah tiba pada sebuah jawaban atau kesimpulan apa pun?" Seorang yang tampaknya bijaksana sedang bertanya.

Adapula seorang yang tampaknya senang berpolitik memberikan ceramah dalam sebuah siaran langsung di salah satu stasiun televisi. "Bagaimana mau percaya kepada data, kalau itu semua bisa disusun sesuai keinginan orang yang menyajikannya?"

Dalam sebuah panggung dengan banyak pelaku cerita, para tokoh takjarang menyembunyikan hal yang berdampak negatif bagi reputasinya. Entah sebagai protagonis atau antagonis.

Dia yang menjadi bintang merasa perlu untuk selalu tampil manis, karena pujian adalah ukuran keberhasilannya. Aku yang menjadi bandit perlu untuk selalu tampil bengis, karena umpatan dan desis geram orang-orang adalah ukuran kesuksesanku.

Peran panggung dalam ironi kehidupan, sama seperti filsafat yang memiliki reputasi sebagai sesuatu yang "sulit." Menyatakan diri sendiri sebagai orang yang bijaksana adalah cara paling jitu untuk menghentikan percakapan di sebuah pesta.

Demi mendengar itu, orang akan segera terdiam. Dengan sopan mereka akan segera mengalihkan percakapan untuk membahas soal rasa kudapan, busana pesta, dan tetek bengek lain-lain yang dirasa lebih ringan.

Membincangkan filsafat kehidupan sebenarnya bermakna membiasakan melihat sisi baik dari kehidupan. Semua hal, termasuk orang, mempunyai sisi baik dan sisi jahat sendiri-sendiri.

Meskipun tidak menarik, usahakanlah berbuat yang terbaik kepada orang lain. Kemudian pergilah jauh-jauh, sebelum mereka dapat berbuat serupa kepadamu. Suara kebijaksanaan tidak mendapatkan sahutan, karena itu sesuatu yang kurang menyenangkan. 

Semua orang senang dilanda kebaikan, tapi entah mengapa kejahatan selalu ada. Aku bertanya kepada kebijaksanaan yang tidak menjawab apa-apa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline