Perjalanan dari Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo, menuju Siosar yang merupakan sebuah kawasan relokasi bagi masyarakat pengungsi dampak erupsi Gunung Sinabung, menempuh jarak sekitar 22 km dan memakan waktu sekitar 45 menit.
Kawasan ini merupakan tempat pemukiman yang dikelilingi kawasan hutan pinus dengan panorama pemandangan yang sangat indah, dan hawa yang sejuk berangin. Hal ini tidak terlepas karena berada pada ketinggian 1490-1562 meter di atas permukaan laut.
Setelah berada pada puncak ketinggian jalan menanjak, menjelang pintu gerbang masuk ke kawasan ini, mata kita akan dimanjakan oleh pemandangan hutan dan deretan pohon-pohon pinus, berundak-undak turun dari gunung hingga ke lembah. Sekilas, mirip wallpaper yang biasa terpampang menjadi background pada desktop PC atau laptop.
Atau bisa juga dikatakan menyerupai tampilan pemandangan sebagaimana yang tampak pada iklan rokok Salem, High Country, yang sering ditayangkan oleh stasiun televisi Malaysia pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Pada masa itu kebanyakan pesawat televisi di kampung masih bergambar hitam putih.
Mengenai potensi pengembangan kawasan Siosar ini, dan area sekitarnya, menjadi destinasi wisata baru, sehubungan dengan panorama bentang kawasan, maupun pengembangan komoditi pertanian, seperti kopi misalnya, sudah ada yang membahasnya pada beberapa artikel sebelumnya.
Namun, selalu saja ada hal-hal yang mungkin terselip dan luput dari perhatian kita pada kesempatan-kesempatan awal ketika kita bisa berkunjung ke suatu tempat. Pada kesempatan lain kita bisa saja menemukan pengalaman atau hal kecil nan unik dan inspiratif ketika bisa berkunjung kembali ke sana.
Adalah sebuah kedai kopi, bernama MJJ Coffee, yang terselip di antara jejaring jalanan desa kawasan relokasi Siosar. Berada tepat di depan gereja Oikumene Kawasan Relokasi Siosar, kedai ini tidak susah ditemukan karena tampilannya tampak sedikit mencolok di antara bangunan lainnya.
Dengan dinding bagian depan berhiaskan belahan-belahan papan kayu alami, dan gapura menyerupai rumah koboi di negara bagian Amerika, saya langsung membayangkan kedai kopi mungil ini lebih cocok digambarkan sebagai Little Cafe on The Prairie. Ya, kedai kopi mungil di tengah padang.
Memang "Prairie" dapat diartikan sebagai daerah padang rumput yang amat luas, baik dalam hamparan yang datar, atau bergelombang, tanpa pohon-pohon. Sementara itu, kedai kopi ini memang tidak berada di tengah padang rumput yang luas. Namun, menyematkan kata "Prairie" untuk MJJ Coffee tidaklah sepenuhnya salah, karena kata "Prairie" sendiri awalnya berasal dari bahasa Latin, "Pratum", yang berarti ladang.
Adalah sebuah sensasi tersendiri saat bisa menyeruput kopi Americano, Cappuccino, Latte, atau Cold Brewed Coffee, atau segelas Hot Chocolate di sebuah kedai mungil yang ada di tengah ladang, berlatarbelakang hamparan hutan pinus sebagaimana gambaran Salem, High Country dan tampilan Gunung Sinabung di kejauhan.
Pendeta Rocky Marchiano adalah owner dari MJJ Coffee ini. Jangan bayangkan karena dia seorang pendeta, dia adalah sosok dengan tampilan yang kaku, dingin dan hanya berbicara soal-soal akhirat dan pertobatan. Dia adalah sosok muda inspiratif yang giat mengadvokasi masyarakat sekitar Siosar, khususnya para pemuda, untuk semakin sadar akan arti penting sikap sadar wisata.