Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Adaptasi Kebiasaan Baru dalam "Kerja Tahun", Merayakan Pesta Panen dalam Doa dan Kesenyapan

Diperbarui: 25 Juli 2020   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panen Padi di Sawah (Dokpri)

Pagi itu kami dan bibi turun ke sawah bersama serombongan orang yang terdiri atas 3 orang ibu-ibu. Dengan perlengkapan arit masing-masing, dan ember-ember yang berisi bekal makan siang.

Hari ini kami akan memanen padi yang telah menguning di sawah milik bibi. Bekal makan siang kami adalah nasi putih, dengan sayur tumis kangkung dan ikan dencis kalengan yang dimasak dengan sambal.

Bila telah musim panen begini, pada tahun-tahun yang lalu, tak lama lagi kami akan merayakannya bersama orang-orang desa dalam sebuah pesta rakyat yang disebut "kerja tahun".

Biasanya, pada tahun-tahun lalu sebelum pandemi Corona, kami akan merayakannya bersama kerabat yang tinggal di luar kota.
Mereka akan datang bersama anggota keluarga lainnya untuk merayakan pesta ungkapan syukur atas hasil panen, makan bersama dengan sajian khas lemang atau "rires" dan "cimpa" dan tape.

Cimpa adalah penganan yang dibuat dari tepung beras ketan dan dibubuhi gula aren. Sementara rires atau lemang adalah penganan yang dimasak dalam ruas bambu, dengan bahan beras dari padi "Si Galia". Itu adalah padi yang tumbuh endemis di sawah-sawah desa kami.

Selama masa pandemi Corona ini, pada tahun ini pelaksanaan pesta "kerja tahun" ini juga mengalami penyesuaian seiring dengan langkah pencegahan wabah yang disebut adaptasi kebiasaan baru.

Tahun ini kami merayakan pesta ungkapan syukur hasil panen dalam kesenyapan. Kerabat yang tinggal di luar tidak diundang.

Menikmati makan siang dan lauk ikan dencis setelah panen padi tahun ini membawakan perenungan, bahwa wabah telah membawa perubahan yang selama ini tidak pernah kami bayangkan bisa membuat segala hal berubah, termasuk kebiasaan "kerja tahun".

Namun, doa-doa kami masih sama dengan tahun-tahun lalu. Terimakasih Tuhan, pencipta alam semesta dan segala isinya. Semoga panen tahun ini menjadi awal musim tanam berikutnya untuk hasil yang lebih baik, besok dan seterusnya.

"Palu me gendang landek me kita ras rende, sada pengodak pengole, notoken wari mejile, gelahna mbuah ko page, mbuah ko page".

Tabuhlah gendang, mari menari dan menyanyi dalam harmoni, mendoakan cuaca dan alam agar bersahabat, untuk bulir padi yang ranum dan hasil panen yang melimpah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline