Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Kehidupan di Sekitar Aur dan Air

Diperbarui: 8 November 2020   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman bambu di sekitar bendungan Badigulen, Lembah Seribu Bunga, Barusjahe, 2018 (Dokpri)

Aur atau eru atau buluh adalah nama lain untuk bambu. Semua nama itu merujuk ke tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya.

Bambu memiliki banyak tipe. Bambu juga merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat.

Dilansir dari wikipedia.org, bambu memiliki sistem rhizoma-dependen yang unik. Dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm atau 24 inchi bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.

Dari saudara ipar bapak saya, yang tinggal di kampung ibu kami, saya banyak bercerita dengannya tentang soal-soal bambu ini. Percakapan kami berawal dari diskusi soal masalah air bersih.

Kampung kami adalah sebuah lembah di kaki gunung jajaran pegunungan yang termasuk Taman Nasional Bukit Barisan. Terhampar luas persawahan dengan beberapa aliran sungai yang sangat kaya dengan sumber daya air yang datang dari sumber mata air pegunungan. Badigulen adalah satu yang paling saya ingat.

Hamparan persawahan Desa Serdang dengan latar belakang Taman Nasional Bukit Barisan (Dokpri)

Setelah menonton tayangan film dokumenter tentang krisis air yang terjadi di San Joaquin Valley California, Amerika Serikat, di National Geographic beberapa waktu lalu, saya menjadi teringat bagaimana kayanya sumber daya air pegubungan dan sungai-sungai di kampung kami.

Tidak dapat kubayangkan derita seperti yang dialami oleh penduduk San Joaquin Valley, seandainya mata air pegunungan kami menjadi terganggu atau mengering.

Lalu apa hubungannya dengan bambu atau buluh?
Dari saudara ipar bapak saya yang menjadi narasumber saya kali ini, saya mendapatkan kenyataan menarik tentang bambu ini. 

Sekalipun sepengetahuan saya yang masih buta sama sekali pada waktu kecil dulu, bahwa bambu adalalah tanaman liar yang ditumbuhkan oleh bumi begitu saja dari dalam tanah, ternyata bambu juga adalah tanaman yang bisa dibudidayakan oleh manusia.

Tanaman bambu di sekitar bendungan Badigulen, Lembah Seribu Bunga, Barusjahe, 2018 (Dokpri)

Memang dalam pertumbuhannya yang cepat, bambu tampak seolah tidak akan pernah ada habisnya. Namun, di tangan manusia, apa yang tidak dapat binasa? Seperti ungkapan salah seorang warga San Joaquin ketika air bersih kembali mengalir ke rumahnya setelah bertahun-tahun kekeringan, bahwa air bisa saja hilang pada suatu saat.

Bukan tidak mungkin kita pun hanya akan mengenal bambu dari gambar-gambar dan video bila salah dikelola. Hari ini mungkin masih ada di kampung kita, tapi di tempat-tempat lain yang dulu juga ada bambunya, sekarang mungkin sudah langka atau hilang sama sekali.

Aur dan air hanya berbeda satu huruf di huruf vokal u dan i. Menjadi menarik bahwa ternyata, aur atau bambu yang ditanam kembali dengan sengaja, dari ruas bambu yang telah ditebang, ternyata masih bisa tumbuh lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline