Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Puisi | Rimba Adalah Rindu yang Tak Kunjung Tuntas

Diperbarui: 11 Januari 2020   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pagi itu kabut masih bergelayut di antara pepohonan
Di Lembah dingin, Sikulikap
Aku kembali, membayar rindu yang tak kunjung tuntas
Membagi waktu dengan hutan

Pepohonan, dedaunan, rerumputan dan ilalang
Tampak biasa, masih seperti yang dulu jua
Pepohonan tinggi menjulang
Memberi teduh rerumputan dan ilalang
Di bawah kanopi lebat dedaunan yang saling bertautan

Pepohonan senantiasa setia menanti,
Seberkas cahaya menyeruak dari antara dedaunan
Menenangkan jiwa
Seperti pagi yang lalu-lalu

Ke dalam, ke tengah hutan
Tenggelamlah sadarku
Terperangkap di antara jamur dan lumut yang tampak tetap segar
Dibuai lembab, dibalut dingin cuaca berkabut

Selalu, di sini rasa rindu terbang menguap
Selamanya tampak tak kunjung tuntas
Menguap, segera dipapar mentari
Selamanya, meninggalkan lembab, berlumut dan berkabut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline