Lihat ke Halaman Asli

Teofilus Jom

" Kehadiranku di dunia akan lebih bermakna jika aku Menjadi Berkat bagi orang lain " .

Sekelumit Seputar Tarian Caci Adat Manggarai

Diperbarui: 24 Januari 2023   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto saat pemukaan Pentas Budaya Manggarai di bali

Sekelumit Seputar Tarian Caci Adat Manggarai

Tari caci di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu warisan tradisi turun-temurun dari nenek moyang masyarakat Manggarai.

Tari Caci adalah tarian yang dimainkan dua orang pria yang bertarung menggunakan pecut atau cambuk (larik).

Kedua penari tersebut membawa tameng atau perisai (nggiling). Tarian caci biasanya dimainkan dalam upacara-upacara adat resmi atau syukuran, antara lain upacara perkawinan (tae kawing), syukuran membuka ladang baru dan hasil panen, pentahbisan imam hingga penyambutan tamu kehormatan.

Tarian caci juga sering dipentaskan saat peringatan HUT Kemerdekaan RI dan beberapa hari besar nasional lainnya.

Arti Nama

Istilah kata caci terdiri dari dua suku kata yaitu ca dan ci. Kata ca artinya satu dan ci berarti uji. Caci berarti uji satu persatu. 

Bagi masyarakat Manggarai, tarian Caci tidak menonjolkan unsur kekerasan, tetapi merupakan simbol persaudaraan, kesatuan dan kekeluargaan.

Selain itu, tarian ini juga bisa dimaknai sebagai ajang menempa diri agar memiliki semangat, ketangkasan, sportivitas dan pengendalian emosi.

Tata cara Tarian caci biasanya dimainkan oleh orang dewasa atau di atas usia 21 tahun. Kedua penari hanya boleh memukul tubuh lawan mulai dari bagian pinggang ke atas.

Oleh: Teofilus Jom




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline