Lihat ke Halaman Asli

Aven Jaman

penulis

Sejumlah Syarat dan Strategi Duet Pramono-Rano untuk Menang di Pilgub DKI

Diperbarui: 18 September 2024   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paslon Pramono - Rano untuk Pilgub DKI Jakarta dari PDIP (Sumber: Kompas).

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta kembali menjadi sorotan publik. Tahun ini, masyarakat Jakarta dihadapkan pada tiga pasangan calon yang akan bertarung untuk memimpin ibu kota. Salah satu pasangan yang diusung adalah duet Pramono Anung dan Rano Karno yang mana diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP). Keduanya akan jadi jagoan PDIP di hadapan gempuran partai-partai lain yang berkomplot sebagai KIM Plus yang mengusung Ridwan Kamil berpasangan dengan Siswono. Selain itu, ada pula duet independen yang maju tanpa kendaraan politik berupa partai.

Komposisi pesaing dalam konstelasi politik DKI ini terang saja memantik rasa ingin tahu publik tentang peluang menang masing-masing pasangan calon. Khusus untuk duet Pramono - Rano, pertanyaan yang muncul adalah seberapa besar peluang mereka untuk menang? Sebab, sebagai calon dari PDIP, mereka tak hanya akan berhadapan dengan gempuran dari  2 paslon penantang tetapi juga dengan pendukung Anies yang kecewa  akibat PDI P tak jadi mengusungnya sebagai calon.

Artikel ini coba menjawab pertanyaan itu dengan menunjukkan beberapa syarat serta strategi yang perlu dilakukan Pram - Rano bersama PDIP.  Berikut analisanya.

Analisa Peluang Pram - Rano

  • Dukungan Partai yang Kuat

Salah satu kekuatan utama Pram-Rano adalah dukungan dari PDIP, partai yang memiliki basis massa yang solid dan pengalaman panjang dalam kontestasi politik. PDIP dikenal memiliki struktur organisasi yang kuat dan jaringan luas di masyarakat. Pramono Anung, sebagai seorang politisi senior dan mantan Ketua DPR, membawa pengalaman dan legitimasi yang dapat meyakinkan pemilih. Rano Karno, di sisi lain, memiliki daya tarik sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat, terutama melalui karirnya di dunia hiburan. Kombinasi antara pengalaman politik dan kedekatan dengan masyarakat menjadi daya tarik tersendiri bagi pasangan ini.

  • Respons terhadap Kekecewaan Pemilih

Kekecewaan terhadap keputusan untuk tidak mencalonkan Anies Baswedan menjadi tantangan yang signifikan. Banyak pemilih yang merasa ditinggalkan dan mungkin enggan untuk memberikan suara mereka kepada Pram-Rano. Namun, ini juga merupakan kesempatan bagi pasangan ini untuk membangun narasi baru. Pram-Rano harus mampu mengkomunikasikan visi mereka dengan baik dan menjelaskan mengapa mereka adalah pilihan terbaik untuk memimpin Jakarta ke depan. Mereka perlu menekankan bahwa perubahan bukan hanya tentang satu individu, tetapi tentang keseluruhan tim dan visi yang lebih besar untuk Jakarta.

  • Mengidentifikasi Isu Utama

Dalam menghadapi pemilih, Pram-Rano perlu mengidentifikasi isu-isu utama yang menjadi perhatian masyarakat. Isu pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lapangan kerja adalah beberapa di antaranya. Dengan menawarkan solusi konkret untuk masalah-masalah ini, mereka bisa mendapatkan kembali kepercayaan dari pemilih yang mungkin terlanjur kecewa. Selain itu, pendekatan inklusif yang menjamin partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat meningkatkan elektabilitas pasangan ini.

Tantangan dari KIM Plus

  • Popularitas Kandidat Lain

KIM Plus yang mengusung kandidat dengan popularitas yang sudah dikenal luas menjadi tantangan serius bagi Pram-Rano. Kandidat-kandidat ini mungkin memiliki dukungan massa yang cukup besar, serta narasi yang kuat dan terintegrasi. Pram-Rano harus menemukan cara untuk membedakan diri dari pasangan calon lainnya. Mereka perlu menunjukkan keunggulan dan komitmen mereka terhadap Jakarta dengan cara yang jelas dan menarik. Ini bisa dilakukan melalui kampanye yang mengedepankan visi, misi, serta rekam jejak yang relevan.

  • Strategi Membangun Koalisi dengan Parpol Non Parlemen

Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah membangun koalisi dengan partai-partai lain yang memiliki kepentingan sejalan walau tidak punya kursi di parlemen. Koalisi ini tidak hanya memperluas basis suara tetapi juga menambah legitimasi pasangan Pram-Rano di mata pemilih. Melalui koalisi, mereka dapat memperkuat posisi tawar politik dan meningkatkan daya saing dalam kompetisi pemilihan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline