Lihat ke Halaman Asli

Renjana1

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*Renjana1

Duhai Mina, perempuanku...
Yang semalam aku lupa menyebutnya dalam doa
Sebab aku takut engkau terlalu lama menungguku berdiri di balik pintu
Kegelisahanmu membuatku bergegas melipat sajadah
Di saat bibir manismu berbisik mesra
Pertanda malam kian sunyi dan suram

Duhai Mina, perempuanku...
Begitu keramaian yang bising seperti malam-malam sebelumnya
Kita masih larut dalam belaian angin dan dzikir hujan
Membalut asmara dan rindu yang tak hengkang dari sesak dadaku
Kita dapat simpulkan dari percakapan kita Mina,
Bahwa kita sedang di landa rindu

Duhai Mina, perempuanku....
jelas aku tak mampu membohongi bahasaku sendiri
bahasa yang tediam dalam perjalanan waktu yang begitu panjang
dan serumpun kalimatku akan menjadi susunan lagu
yang akan terdengar pelan di sepertiga malam...

Duhai Mina, prempuanku...
Aku mebelaimu dalam lirih doa
sedang dirimu masih begitu tetap setia menunggu
sampai hujan itu akan tiba di ruas tanah halaman kita berdua
*Yogya, 09 Maret 2015
*SK Café

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline