Lihat ke Halaman Asli

Solitude (Kota Tanpa Wanita)

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(PROLOG)

“Pernahkah kalian membayangkan, sebuah kota tanpa wanita..? ta’ ada satu pun yang tersisa!! Di tengah hilir mudik, keramaian-ke angkuhan-panas-bebal-di pasar-pasar berjejal!!

Mengeringkan peluh riuh....

Sehabis seharian bertengkar dengan sang penawar, soal sepotong harga barang sampai pada sepotong harga diri meski ta’ harus bercampur dengan urusan negara.

Walau terkadang... semua itu memang ta’ harus terbeli hanya dengan pertengkaran yang ta’ pernah selesai...

Ta’ henti-henti wanita menggunjing dan di gunjing.

Seharusnya memang seperti itu...!!

Akan tetapi bagaimana seandainya kalau terjadi yang sebaliknya....?? Dalam kisah ini!!

Pada waktu di mana saja dan bisa jadi kapan saja!! Ta’kan ada wanita yang akan melerai sebuah percekcokan. Kisah ini bukan berarti ada-ada saja!!! Akan tetapi dari realita yang pasti di mana terkadang seorang wanita terpaksa di tinggalkan demi sebuah kehidupan yang lebih tentram dan ta’ doyan membicarakan urusan negara yang ta’ pernah selesai

Ta’ ada satupun seorang wanitadi dalamnya yang bercakap-cakap hangat, sehangat kelelahan kita menunggu petang       ....

SUNGGUH APATIS DAN BENAR-BENAR FANTASTIS..!!! BUKAN..???

Sssstttt...!!!

Jangan berisik,..!!Yang mengumpat segera keluar..!!

Yang merenggang segera merapat, Lakon ini baru kalian dapat,

KOTA TANPA WANITA UNTUK ANDA!!!

ADEGAN I

(SUASANA PANGGUNG MENGGAMBARKAN DALAM PROYEK KERJA “MEEBEL” DUA AKTOR PADA SIBUK MENGERJAKAN TUGAS MEREKA)

ORANG I

“seringkali kita terhanyut  dalam bualan-bualan yang kosong, merindukan kenikmatan,ketentraman,ketenangan, dari seorang wanita yang lemah lembut. Mencoba berlari dari kesengsara’an, ingin hidup damai di negri sendiri”

ORANG II

“khayalan dan omong kosong mu hanya itu-itu saja!! Tambah pusing saja aku mikirin perilaku mu akhir-akhir ini..”

ORANG I

“aku lebih pusing mikirin keada’an!!!”

ORANG II

“keada’an apa lagi yang kau pikirkan..? kita sudah dapat pekerja’an yang enak, makan sudah cukup!!!”

ORANG I

“tapi lebih enak cari makan di negri sendiri!!!”

ORANG II

“apa yang kurang di sini..?”

ORANG I

“hidup lengkap dan tentram bersama keluarga..!!!”

ORANG II (TERTAWA SINIS)

“kamu pilih hidup sama keluargamu dan hidup tertindas atau hidup di sini walau jauh dari mereka tapi mampu menafkahinya..”

ORANG I

“pilih yang enak saja!!!”

ORANG II

“rasakan saja mana yang enak mana yang engga’..!!”

ORANG I

“sama sekali ta’ ada yang enak!!!”

ORANG II (TERTAWA...)

“kamu ini gimana..? “

ORANG I

“menurut kamu mana yang enak..!!??”

ORANG II

“yang kita jalani dan kita syukuri seperti sa’at ini!!”

ORANG I

“Benarkah..?”

ORANG II

“ya tentu benar!! Meskipun kita di himpit keada’an  yang semakin sulit, akan tetapi dengan rasa Syukur kita, semuanya seperti biasa saja, ta’ harus berpangku tangan dengan keada’an kita sekarang.. yang selalu kurang dengan kehangatan-kehangatan!!”

ORANG I

“tapi.. sampai kapankah usaha kita bisa merubah nasib kita..?”

ORANG II

“Kerja kerasmu masih kurang..!!”

ORANG I

“masih kurang bagaimananya..?”

ORANG II

“karna kamu terlalu banyak mengeluh dan kurang bersyukur!!!”

ORANG I

“apakah yang selama ini kita syukuri itu adalah yang terbaik”

ORANG II

“saya rasa iya..!!!”

ORANG I

“di mana letak yang TERBAIK itu untuk kehidupan kita sa’at ini..?”

ORANG II

“yang TERBAIK itu apa yang sedang kamu jalani!!”

ORANG I

“apa kamu merasa ini adalah yang terbaik untuk kita..???”

ketika waktu masih belum sempat kita pahami, kitapun harus saling berburu, memburu rezeki, pontang-panting menafkahi keluarga di sana!!”

ORANG II

“ah.. sudah lah!! Kita sekarang apa adanya... biarpun kita toh menjadi seperti ini, yah kita syukuri”

ORANG I

“lah.. katanya hidup itu pilihan..? “

ORANG II

“ya memang benar HIDUP ITU ADALAH SEBUAH PILIHAN..!!”

ORANG I

“terus.. apa yang harus kita pilih..?? hidup aja belum lengkap!!”

ORANG II

“apa yang kamu pilih sekarang itu adalah pilihan mu yang tepat!!!”

ORANG I (MENDESAH)

“heh.. memilih berpisah dengan keluarga itu adalah pilihan yang tepat katamu..?”

ORANG II

“aku juga  seperti itu... meninggalkannya SUNGGUH KARNA TERPAKSA!!!”

ORANG I

“ha ha ha SAMA..!!”

(KEMUDIAN ORANG I DAN ORANG II Ces!!)

ORANG II (ISTIRAHAT SEJENAK,MEREGUK AIR MINERAL)

“ kita ga’ usah khawatir  di kejar usia, seperti ini kita juga nama nya ibadah. ga’ usah berpangku tangan dengan keada’an yang membelenggu..jalani dan syukuri saja. yang penting apa-apa yang kita jalani tetap dalam jalan yang benar, di ridho’i Allah s,w,t”

ORANG I

“iya sich.. tapi kita kan juga merindukan kehangatannya,pelukannya,bukan Cuma’ kerja-kerja-dan kerja..”

ORANG II

“ke berada’an kita di sini kan juga untuk mereka... mereka juga pasti paham ko’.. biarpun kita harus di negri sendiri, ngumpul sama mereka punya kerja Cuma itu-itu aja itu pun klo' masih untung!!!”

ORANG I

“ kan sama saja dengan disini”

ORANG II

“iya tapi, masih mendingan.. Di sini !!”

ORANG I

“ah sama saja ..!”

ORANG II

“begitulah kalau keada’an sudah terdesak semuanya memang terasa berat, bergantung pada nasib yang rasanya merobek dan mencabik-cabik kehidupan, kalian tahu nasib kami saat ini..?” (SAMBIL LALU MENGARAH PADA PENONTON)

ORANG I

“apa untungnya kiat, hanya terus bicarakan nasib, biarpun presidennya ganti 8 kali nasib kita ga’ akan mungkin berubah...

Kita ada di mana sekarang..?

Ada di negri orang bukan...?”

ORANG II

“ada di negri orang bukan berarti kita menyerah!! Lantaran di negri sendiri ga’ kebagian jatah hidup tenang!!  negri sendiri yang tenggelam dengan korupsi, tapi masalahnya belum pernah tuntas, kemiskinan belum teratasi negri yang petani dan pelayannya harus sanggup sendirian menangkap peluang ekonomi lalu memburunya demi se sebuah  rupiah, belum lagi seperti kami yang mengais rezeki ke negri rantau”

ORANG I

“apa lagi hidup di negri orang!! Hidup tenang itu karna di paksakan!!, Bukan..?”

ORANG II

“ Ya, tapi apa boleh buat dari pada mati kelaparan...dan tertindas!!??”

ORANG I

“he he iya, betul juga!!...  kalu begitu ngomong-ngomong kita udach berapa lama ya disini..?”

ORANG II

“jangan tanyakan itu!! Lebih baiknya tanyakan sudah berapa banyak penghasilan kita selama hidup di sini..?”

ORANG I

“menjalani hidup seperti  ini memang membosankan, menggantung kan kehidupan saja harus ke negri orang..!!”

ORANG II

“huss.. ga’ pantas kita bicara seperti itu, lagian siapa yang mau peduli dengan kita.. para pejabat..??, relawan...?, atau seorang president...?

Ah.. MUSTAHIL..!!!”

ORANG I

“kalaupun seperti itu!! Mengapa orang-orang di negri kita membiarkan kita terlantar seperti ini,...hidup sendiri tanpa seorang istri...!!!”

ORANG II

“hanya gara-gara seorang wanita!!! Kau bermental pecundang...”

ORANG I

“Kawan!!! Peran wanita itu butuh, wanita adalah tulung rusuk kita, seharusnya kita selalu berada di sampingnya, melindunginya...wanita adalah perhiasan dunia.. tanpa dirinya kehidupan ini seperti kaku, dan aku merasa kasihan dengan keada’an wanita di negri kita sendiri, terkadang mereka harus banting tulang sendiri ta’ ada yang mempedulikannya!!!” (SEAKAN MERASA PEDULI DAN MEMELAS)

ORANG II

kita ta’ butuh kehadiran seorang wanita, ada ga’ adanya itu sama aja di sini, kita hanya butuh DO’A darinya..”

ORANG I

“hmmm.... kalau begitu... apa guna juga kita terus-terusan bicara soal ini, ...?”

ORANG II

“semoga hari esok bisa menjadi lebih baik dari hari ini... sekarang miskin siapa tahu besok kaya.. BETUL GA’.....???” (MELONGO KE PENONTON)

ORANG I

“memang betul.. karna hidup terkadang kita di atas terkadang juga di bawah!! Ya sudahlah, tugas kita kan sudah selesai kita istrirahat aja yuk, lagian kita kan masih belum sholat lebih baiknya kita sholay dulu yuk!! ”

ORANG II

“Ayo!!”

(AKTOR I DAN II MENINGGALKAN PANGUNG... DAN ADEGAN PERTAMA SUDAH USAI.....)

ADEGAN II

(AKTOR III AKTOR IV DAN AKTOR V MASUK SAMBIL LALU INSTRUMEN MENGALUN... SUASANA PANGGUNG MENGGAMBARKAN DI DALAM KAMAR SANTRI )

ORANG V

“gimana kalian...?? katanya KEBERSIHAN ITU SEBAGIAN DARI IMAN ko’ membiarkan kamar sendiri kotor.. seharusnya kalian itu membersihkan dan membereskannya..!! malah enak-enakan ngobrol..!!!”

(AKTOR III-VI MASIH NGOTOT DAN TA’ MENGHIRAUKANNYA)

ORANG III

“bersihkan saja sendiri...!!!”

ORANG V

“susah kalo’ ngingetin anak jaman ssekarang di perintah.. malah merintah!!”

ORANG IV

“oh ya bang!! Kan tadi pagi abang UNAS...? terakhir ya bang..? gimana bang..? lancar ng_ga’ UNAS nya..??”

ORANG V

“ya pasti Lees.. meskipun.... yang namanya SUSIDI itu tetap lancar...!!!!”

ORANG IV

“Hmmmm”

ORANG III

“kata bapak!!! Belajar itu harus sungguh-sungguh, kita harus hargai apa yang telah mereka berikan pada kita,biarpun di sini ta’ se enak dan se-nyaman di rumah, pendidikan sekarang itu mahal membiyayainya harus ke negri orang !!!”

ORANG IV

“katanya lahan yang luas itu adalah milik kita... hamparan kebun juga milik kita, lalu apa semua itu tidak cukup untuk bekal hidup”

ORANG V

“bukan ga’ Cukup tapi kita ga’ bisa mengolahnya dengan baik...!! meskipun kita sudah   punya sebidang lahan yang luas tapi malah memberikan pasar se luas-luasnya untuk kepentingan kapitalisme Global, di masuki selaksa perusaha’an multinasional, dan selalu di banjiri hasil produksi pertanian dari negara-negara asing bahkan selalu merasa nyaman dengan ekonomi pasar bebas, bahkan kerap menjual aset-aset penting kepada perusaha’an asing ”

ORANG III

Sejauh mata memandang, sawah luas terbentang, tapi tidak sebidang tanah pun milikkita. Padi  yang kita tanam, juga kita yang ketam. Tapi tidak segenggam milik kita. Bebek tiga puluh ekor, semuanya tukang bertelor. Tapi tidak juga sebutir adalah milik kita. Badan hanya sebatang, hampir-hampir telanjang. Hanya itu saja milik kita. Ah.. rasanya memang benar-benar untung kita ada di sini.. ta’ perlu campur baur dengan urusan seperti itu”

ORANG IV

“seperti itulah keada’an kita sekarang, apa yang kita punya adalah satu hal yang seakan akan ta’ ada harganya”

ORANG V

Jaman ini jaman edan, tidak ikut edan tidak kebagian.

Di terminal calo berkuasa, dia tentukan penumpang naik apa.

Di dunia film broker merajalela, dia tentukan sutradara bikin apa.

Di sini, kita hanya bisa bicara tanpa ada yang peduli, tanpa ada yang mengasihi,pengeeen sekali lanjutkan pendidikan yang lebih tinggi tapi penghasilan babe enyak Cuma cukup biaya saya di sini..”

(ORANG III DAN IV TERTAWA)

ORANG IV

“Kawin aja bang!!”

ORANG III

“ya betuL bang!! Kawin aja loe bang..”

ORANG V

“pikiran kamu itu ada-ada saja..!!! gimana mau kawin klo’ sekolah saja belom selesai”

ORANG III

“ngelanjutin ke pendidikan yang lebih tinggi bagi orang yang seperti kita rasanya MUSTAHIL, pendidikan masa sekarang saja biayayanya MAHAL BUANGETS..!!!”

ORANG IV

“ Betul!! Bang.. Orang seperti kita itu syukur udah masuk pesantren, selain biaya yang g’ terlalu mahal, pokoknya yang Miskin hanya mampu berpangku tangan karna pendidikan hanya milik mereka yang memiliki sekarung harta..!!”

ORANG V

“justru dari itu kita sebagai kader bangsa bagaimana setidaknya harus berusaha memperbaiki keada’an negara kita yang sekarang yang semakin di persulit dengan permasalah-permasalahan yang ta’ pernah selesai, negara yang kian kehilangan pegangan dan kebangga’annya “

(AKTOR ENAM MASUK DALAM PANGGUNG )

ORANG III

“wasiat apa yang akan kita terima dari negri ini..? siapa yang harus kita jadikan teladan..? seorang pemimpin nasional di level tertinggi dan dia adalah simbol negara ta’ punya leadership, dan peragu total!! Kerap bermanis manis serta suka bersolek demi citra popuer yang tak kekal dan banal”

ORANG V

“Wasiat tentang bagaimana menjadi lebih baik untuk yang selanjutnya.. meskipun kita adalah masyrakat sarungan akan tetapi jangan pernah sarungkan ideologi kita, dan jangan pernah kalah bersaing sama orang-orang yang berdasi.. karna kita adalah AL-GHAZALI yang berdasi”

ORANG IV

“dan tetntunya bukan pada seorang pemimpin kita harus menerima sebuah wasiat, yang tidak pernah serius ingin memberikan warisan apa buat negri sehingga hanya bisa menorehkan namanya untuk di catat anak bangsa di masa mendatang”

ORANG III

“ya!!  meskipun tidak seperti Bung karno atau Suharto minimalnya ya.. bisa meniru abdurrahman Wahid yang bisa tegas kepada negri jiran  malaysia jika sudah berurusan dengan kedaulatan”

ORANG IV

“untung saja kita masih punya sepotong kepercaya’an untuknya..”

ORANG V

‘‘dan kepercaya’an itu bukan berarti untuk selamanya kita pertaruhkan!!”

ORANG VI

“waduh.. waduh.. kayaknya seru banget neh dari tadi pembicara’an kalian, kayaknya ribet amet bicara soal apa’an sih..? apa lagi mas Brow..?? BBM kan gagal naik!!”

ORANG IV

“alah.. maen nyerocos aja loe..!! kira’in Sidang PARIPURNA..!!??”

ORANG VI

“apa lagi yang kalian permasalahkan..??”

ORANG III

“bukan mempermasalahkan satu masalah!! Tetapi memprihatinkan suatu keadaan!!”

ORANG VI

“ keadaan seperti sakarang kenapa kita yang harus membicarakannya..? masih ada orang yang lebih hak membicaran dan menyelesaikanya”

ORANG V

“mereka menggenggam sebuah jabatan sama halnya dengan memegang bara api”

ORANG VI

“kita ini bisanya Cuma apa..?”

ORANG III

“bisa berharap, yang mempunyai hak untuk menyelesaikanya agar segera di selesaikan!!”

ORANG IV

“bagi yang mendengar apresiasi kami..!!kalau bisa sampaikan pada yang berhak untuk menyelesaikan urusan ini sebab kami hanyalah seorang santri!! Mengurus diri sendiri belum becus.. bisanya Cuma bicara ini itu, akan tetapi kami bicara seperti ini bukan berarti hanyalah sebuah ingauan belaka, tapi dari kegelisahan kami akan negri ini!! Terserah bagi kalian yang mau menganggap kami adalah orang yang kurang akrab dengan masa depan yang gemilang...KONYOL, KOLOT, dan KAMPUNGAN!! Biarpun kami hidup tanpa seorang wanita...!!! tetapi kehormatan tetap kami jaga demi negara,agama,dan satu—kesatuan bangsa yang ber-etika, dan bermoral,!!!”

Betul ga’ teman-teman!!??”

(SEREMPAK TIGA TEMAN YANG LAIN MENJAWAB DENGAN KOMPAK)

KOOR:

BETUULL!!!!

NASKAH  Oong

SUTRADARA Oong

NASKAH INI DI PENTASKAN DALAM RANGKA

FESTIFAL TEATER TNGKAT SMA/SE-DERAJAT SE-MADURA

UKM TEATER “AKURA” UNIRA PAMEKASAN MADURA 2011

OLEH BENGKEL KESENIAN TEATER TOPAN

PEMAIN

ORANG I

ORANG II

ORANG III

ORANG IV

ORANG V

ORANG VI

(4 sekawan Santri)

TATA PANGGUNG,MUSIK,ARTISTIK

DI HANDEEL OLEH PARA WAYANG-WAYANG TOPAN

TERIMAKASIH KEPADA...

ALLAH SWT

ORTU KAMI, BERKAT DO’A DAN DUKUNGANNYA

PEMBINA KAMI ATAS KESEDIA’ANNYA MENAMPUNG KAMI SA’AT GELADI BERSIH, PACAR-PACAR KAMI

Temen2 yang laen

SUKSES SELALU!!!

*Tentunya taat banyak kekurangan dan keganjalan terhadap naskah ini.

Saran dan masukannya Kawan!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline