Lihat ke Halaman Asli

Ulul Albab: dari UIN Malang untuk Indonesia

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang atau sering disingkat dengan UIN MALIKI MALANG adalah salah satu PTAIN di bawah naungan Kementrian Agama (KEMENAG) dan termasuk PTAIN Terbaik di Indonesia dengan Akreditasi A dan peringkat PTAIN terbaik versi webometrics dengan berada di peringkat 28 menjadikan kampus ini kiblat pendidikan islam utama di Indonesia.

Universitas yang memiliki 6 fakultas ini di pimpin oleh seorang rektor bernama Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo M.si. Beliau merupakan rektor yang menggantikan Bapak Prof. Imam Suprayogo. Universitas ini memiliki ciri khas dengan slogan "ULUL ALBAB". dalam setiap kesempatan mahasiswa selalu diingatkan dengan slogan ini agar mereka setelah lulus dari universitas ini menjadi sosok Ulul Albab.

Menurut Quraish Shihab: beliau meyatakan bahwa ditinjau dari etimologis, kata albab adalah bentuk plural (jamak) dari kata lubb, yang artinya saripati sesuatu. Misalnya kacang, memiliki kulit yamg menutupi isinya. Isi kacang disebut lubb. Berdasarkan definisi pengertian etimologi ini, dapat kita ambil pengertian terminologi bahwa ulul albab adalah orang yang memiliki akal yang murni, yang tidak diselubungi kulit.

“Pada hari ini saintis yang bertakwa kepada Allah dikategorikan sebagai ulul albab”
-Dr Danial Zainal Abidin

Ulul albab ialah golongan yang menggunakan akal dengan sempurna bagi mengkaji  sehingga mampu meletakkan segala perkara pada perspekitf yang betul. Mereka mementingkan zikir dan fikir. Dalam konteks ini mereka suka mengkaji fenomena-fenomena yang berkaitan dengan kejadian alam, mereka mengingati Allah sambil berdiri ataupun baring.

“Sesunguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda ulul albab. Iaitu orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri ataupun duduk ataupun baring dan mereka banyak berfikir mengenai penciptaan langit dan bumi kemudian berkata ‘Wahai Tuhan kami, kamu tidak menciptakan ini engan sia-sia, maha suci engakau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka. (Surah ali-’Imran:190-191)

Justeru, ayat 190 dalam surah ali-’Imran berhubung ulul albab merangsang umat islam supaya menjadi saintis yang mahu dihasilkan mengikut formula Quran adalah saintis  yang mengingati Allahdi mana sahaja dia berada. Bukan Saintis yang ateis.

Quran menuntut umat Islam yang memiliki minda yang saintifik.  Minda yang saintifik pula ialah minda yang kuat berfikir dengan betul, bersifat kritikal, mampu menganalisa data dan fakta, serta mampu mampu membuat andaian dan  konklusi kepada apa yang dicerap. Minda saintifik menolak sebarang laporan dan pandangan yang tidak berlapikkan dan dalil. Dalam surah al-Israk ayat 36 Allah  menyatakan,”Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai  pengetahuan mengenainya.”

“Janganlah kamu mengikuti sesuatu tanpa berpandukan ilmu yang menyakinkan dan janganlah mengikut sesuatu yang tidak terbukti kesahihannya.”-Syed Qutub dalam Fi Zilal al-Quran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline