Lihat ke Halaman Asli

Ardis Family

Kumpulan Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Ihlara Vadisi, Ngarai Sianok Turkey

Diperbarui: 12 Agustus 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuju Pintu Masuk Taman Wisata Ihlara Valley
Pedagang Berjajar Jajar Di Trotoar
Nggak Ada Penjual Kacang - Nggak Ada Monyet Sih

 


 
Anda tentu sudah sering mendengar atau malah sudah pernah mengunjungi Taman Panorama dengan pemandangan Ngarai Sianok di Bukittinggi, Sumatra Barat. Gimana kesan anda tentang tempat wisata tersebut ?. Saya dulu sering wisata ke tempat tersebut karena kebetulan  saya tinggal di Riau. Kalau nggak di kota Duri, Minas pasti Rumbai. Pokoknya muter  muter di tiga kota tersebut. Kesan saya tentang Taman Panorama dan Ngarai Sianok saat itu 'Biasa Biasa Saja', 'nggak ada yang istimewa' dan cenderung negatif terutama pedagang kaki limanya yang semau gue, berantakan dan sepertinya susah diatur.  

Nggak Ada Juga Penjual Kaos Atau Pakaian
Mending Di Bukittinggi Ada Kaos Dan Topi
Bertuliskan Ngarai Sianok Atau Bukittinggi

 

     
Setelah saya meninggalkan Indonesia dan punya kesempatan menjelajah berbagai negara, saya baru tersadar ternyata tempat tempat wisata alam di Indonesia jauh lebih baik, banyak dan pemandangan alamnya luar biasa indah. Sebagai contoh, mari saya ajak anda jalan jalan ke Ihlara Valley (Ihlara Vadisi). Orang Minang mungkin akan memberi nama Ngarai Ihlara. Ya nggak apa apa karena memang mirip sekali dengan Ngarai Sianok. Letak Ngarai Ihlara ini di propinsi Aksaray, sekitar satu jam dari Goreme, Turkey dengan menggunakan mobil.   

Tangga Turun Ke Dasar Ngarai Ihlara
Sangat Curam Tapi Nyaman
Sekali Turun Pantang Balik Keatas Lagi

 


 Didepan pintu gerbang masuk, saya langsung teringat tempat tempat wisata di Indonesia. Berjajar jajar pedagang ramai menjajakan segala macam dagangan khususnya makanan. Kayaknya sih seperti kacang kacangan untuk bekal perjalanan menyusuri Ngarai Ihlara. Dibanding Ngarai Sianok, pedagang Ihlara terasa kurang agresif, variatif atau kurang lengkap. Nggak ada pedagang yang menjual kacang rebus buat monyet karena memang nggak ada monyet sama sekali di Ihlara. Nggak ada juga yang jual pakaian dengan tulisan 'Bukittinggi'  atau 'Ihlara' dibagian dada. Atau topi dengan tulisan 'Ngarai Sianok' atau semacamnya. Garing....  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline