Lihat ke Halaman Asli

Ardis Family

Kumpulan Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Perlukah TOEFL untuk Bekerja di Luar Negeri ?

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngajar Di University Kok Bisa Padahal Nggak Pernah Ikut TOEFL Kalau anda bertanya 'Perlukah TOEFL Untuk Bekerja Di Luar Negeri ?', maka dengan tegas akan saya jawab 'TIDAK PERLU'. Tetapi kalau untuk bekerja didalam negeri, kemungkinan besar 'Ya' sangat diperlukan. Contohnya adalah saya sendiri, cita cita saya untuk mencerdaskan bangsa Indonesia dengan mengabdi menjadi dosen di tanah air tercinta selalu kandas hanya karena saya tidak punja TOEFL Certificate. Dan sudah saya buktikan sendiri, tanpa TOEFL Certificate saya bisa bekerja dan mengajar dimana mana diseluruh dunia baik tempat kursus, universitas, perusahaan swasta, perusahaan negara maupun pemerintahan. .

Bersama Murid Murid Kuncinya, Ngomong Sebisanya Dengan Vocab Yang Bisa Dimengerti Semua Untuk bekerja atau mengajar diluar negeri, tidak pernah sekalipun saya ditanya punya TOEFL Certificate atau tidak. Saat interview juga tidak pernah sekalipun saya harus menunjukkan certificate yang sangat dimuliakan di Indonesia tersebut. Berapapun score TOEFL anda tidak ada satupun perusahaan yang akan menanyakan pada saat anda interview baik lewat telpon ataupun tatap muka langsung dan pada saat anda telah bekerja diluar negeri. . .

Sebagai Instructur Nggak Ada Gunanya Belajar Vocabulary Yang Sulit Dan Jarang Dipakai Apalagi Test TOEFL TOEFL  diperlukan apabila anda ingin sekolah atau masuk  universitas di Luar Negeri. Karena dengan adanya score tersebut akan memudahkan pihak Universitas untuk menyortir calon mahasiswa dari negara yang bukan berbahasa ibu bahasa Inggris. Saat ini saya tinggal dan menetap di Kuwait, beberapa universitas di Kuwait bahkan menolak sama sekali TOEFL Certificate, dan meminta IELTS sebagai syarat mutlak yang tak dapat diganggu gugat. Mungkin karena Kuwait bekas koloni Inggris sehingga belum bisa menerima TOEFL atau mungkin alasan lain yang tidak saya ketahui. Contoh lain adalah Canada, di negara ini banyak sekali imigran yang datang tanpa sedikitpun menguasai bahasa Inggris,  maka pihak imigrasi sekarang mensyaratkan IELTS dengan score tertentu untuk masuk dan menjadi resident Canada, bukan TOEFL. Artinya, tidak semua negara atau universitas mau menerima TOEFL. . Lalu kenapa banyak sekali perusahaan perusahaan di Indonesia yang mewajibkan karyawannya untuk test TOEFL ?, jawabnya juga gampang karena untuk memudahkan memilih dan membatasi karyawan yang layak ditugaskan keluar negeri atau layak dinaikkan pangkat, ini menyangkut budget perusahaan. Disamping itu orientasi Indonesia adalah USA dan tidak tahu kalau ada negara /universitas tertentu hanya mengakui IELTS. Yang konyol, banyak karyawan di Indonesia yang nilai TOEFLnya tinggi tapi  hanya dijadikan 'bumper' kalau ada bule datang ke kantor maka dia yang bagian njawab. Banyak juga yang gagap kalau berbicara tetapi lebih banyak lagi yang pandai bicara meskipun vocabularynya pas pasan (contohnya Sales yang sering datang ke kantor saya di Kuwait). . Saya merasa beruntung sekali tidak tahu nilai TOEFL saya sehingga bisa ngomong bebas semaunya tanpa memikirkan vocabulary yang rumit rumit dengan logat Jawa yang medok sekali. Saya juga merasa ringan sekali presentasi didepan mahasiswa   tanpa harus mengucapkan vocabulary yang tidak diketahui mereka, dan saya juga beruntung pula selalu dipercaya membimbing engineer engineer muda. . Jadi, kesimpulannya jangan pernah pesimis dengan kemampuan bahasa Inggris kita, selama anda bisa berkomunikasi dan membuat tulisan berbahasa Inggris sudah lebih dari cukup. Bahasa kromo inggil atau bahasa sastra tidak diperlukan sama sekali dalam kehidupan sehari hari. Pronunciation kita sangat medok bahasa Jawa/Sunda juga bukan masalah. Tekadkan keberanian anda untuk berkiprah di Mancanegara dan mengharumkan nama Indonesia. Bangsa lain menganggap kita bangsa bodoh biarkan saja yang jelas ilmu yang saya ajarkan paling banter hanya 80 % saja yang bisa mereka tangkap. Selamat berjuang, semoga sukses menyertai anda ..... Salam Originally posted in http://ardisfamily.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline