Lihat ke Halaman Asli

Jangan Terlalu Kritis Terhadap Penulis Wanita!

Diperbarui: 25 Juni 2015   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah merupakan alamnya perempuan berbeda dengan laki-laki. Dalam segala hal, fisik dan mental, juga kemampuannya menghadapi kritikan. Para ahli berkata bahwa pedalaman wanita mirip pedalaman arloji, renik namun tekun, halus tapi bergerak-gerak, rawan terhadap goncangan. Pujian adalah surga bagi wanita, dan celaan adalah neraka. Bagi laki-laki, mudah meninggalkan perdebatan dengan senjata ampuh; masa bodoh! Tapi tidak begitu dengan wanita. Celaan akan membekas lama dalam hati mereka. Terbawa sampai kehidupan nyata, bahkan diam-diam, di sudut hatinya yang hampa, mereka menitikkan airmata!

Ini sebagai peringatan bagi kaum-ku (laki-laki) dalam memperlakukan penulis wanita di Kompasiana ini. Banyak saya temukan kritikan tajam di bawah postingan yang ditulis oleh kaum wanita. Kalau yang memberi komentar itu sesama wanita, tak jadi mengapa, kita tinggal menonton saja. Tapi kalau celaan itu datang dari penulis laki-laki….., saya harus katakan bahwa Anda adalah laki-laki yang memalukan. Sangat memalukan!

Apa pun opininya, baik atau buruk, hendaknya Anda periksa terlebih dahulu photo profil-nya dan nama penulisnya. Kalau nama yang tertera berakhiran ‘i’, sebaiknya Anda berhati-hati sebelum meninggalkan komentar. Faktor ini sangat penting dipedomani, lebih penting dari segala tata-krama ilmiah, merasuk jauh ke dasar harkat insani, menyangkut etika dan estetika. Sebagaimana para pujangga berkata, bahwa kedewasaan laki-laki terletak pada kemampuannya membesarkan hati wanita. Itulah bulu hias bagi ayam, tanduk bercabang bagi rusa, tanda kejantanannya!

Ketahuilah, bahwa hidup ini sunyi tanpa wanita. Tak ada sesuatu memiliki nilai jika tidak disukai wanita. Uang, emas permata, sutera dari China, diburu orang karena wanita menyukainya. Setiap tempat, setiap keadaan, bahkan hutan belantara paling ganas pun akan terasa damai jika ada wanita. Begitu pula di Kompasiana ini, kehadiran penulis-penulis wanita telah menjadi bagian tak terpisahkan. Ibarat burung-burung yang terbang di taman yang indah, sungguh, kicauannya melonggarkan kehidupan dan memanjangkan umur dunia....!

Saya tidak sedang merayu wanita dengan tulisan ini.

Puji-lah wanita, saudara-saudara.

Tak ada ruginya!

Selamat Siang Kompasiana

*****

Add. Tengku Bintang, Yang Selalu Dimarahi Wanita!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline