Lihat ke Halaman Asli

Yang Menjahit Mulut Itu Bukan Petani!

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zaman sekarang ini banyak orang mengaku-ngaku petani, tetapi kerjanya tidur-tiduran sambil merengek-rengek memohon belas kasihan di Jakarta sana. Perlu saya beritahu bahwa sekarang adalah saatnya mengurusi tanaman. Jagung mulai berbunga, padi di ladang mulai bunting, tanaman palawija lainnya semacam kacang-kacangan mulai persiapan panen. Sedangkan kelapa sawit sedang sibuk-sibuknya meretas gulma sebagai persiapan menabur pupuk.

Tak ada orang meninggalkan lahan pertaniannya kecuali petanigombal-gambul. Yaitu petani yang tak suka bertani, atau petani yang ngotot memperoleh lahan garapan untuk diperjualbelikan, bukan untuk ditanami. Bagi kami petani di pedesaan tak ada istilah kekurangan lahan, bahkan semak belukar di belakang rumah kami meruyak menjadi sarang ular, tak ada waktu untuk membabatinya lagi.

Tak ada petani berani menjahit mulutnya karena takut infeksi.

Para pendemo di Jakarta itu, mudah mengujinya apa benar mereka itu petani. Tanyakan saja padi jenis apa yang biasa mereka tanami dan berapa bulan umur panennya, jagung jenis apa atau singkong jenis apa dan berapa bulan umur panennya. Kalau ia pletat-pletot menjawabnya, semoga ada yangmengusir mereka dari tenda itu menggunakan anjing herder.

Saya berhak mendongkol karena mereka membawa-bawa nama petani. Sudah 60 tahun lebih Indonesia Merdeka tapi kelakuan masih persis anak-jajahan. Saya perlu pastikan, tak ada petani serendah itu, menjual harga diri dengan melata-lata seperti cacing. Mereka itu benar-benar tukang cari perhatian. Bikin Jakarta tambah macet saja!

Selamat Pagi Kompasiana.

Dari Tepi Hutan di Tanah Subur Yang Makmur.

*****

Add.Berikut ini istilah-istilah yang dikenal oleh semua petani, meskipun petani di balik gunung. Mungkin namanya berbeda-beda di setiap tempat, tetapi setidaknya terdapat persamaan dalam pemberian istilah.

Benih padi ladang : si lentik, si mayang ( usia panen 6 bulan )

Benih padi sawah: IR-64, IR-36, C-4 ( usia panen 3 bulan atau 100 hari )

Bibit singkong racun : adhira, kasesa( usia panen 12 bulan )..

Bibit singkong makan: susu, mentega ( usia panen 10 bulan )

Kalau mereka tak tahu ini, maka mereka bukan petani!

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline