Lihat ke Halaman Asli

Penulis Tamu yang Tidak Terhormat

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejujurnya, saya menyukai Kompasiana. Ini media yang istimewa. Rasa hormat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak Admin dan Manajemen Kompas atas prakarsa mulia ini. Semoga tetap eksis menjadi bagian dari sejarah peradaban Bangsa Indonesia sampai seribu tahun ke depan!


Demikian pun saya tidak memiliki cukup waktu berleha-leha di depan Kompasiana. Kesibukan saya di lahan pertanian tak bisa ditunda. Untuk itulah saya berharap, setiap kali ada kesempatan membuka Kompasiana, saya temukan tulisan-tulisan bermutu. Menjadi Head Line, Terfavorit atau Terpopuler.


Terkait dengan itu saya telah memosting 2 (dua) tulisan mempertanyakan keberadaan Blog Jurnalis dan Penulis Tamu, dan relevansinya, visi dan misinya, kedalaman pesannya, mengingat tulisan-tulisan mereka terpampang di halaman muka sampai berminggu-minggu. Saya menggugatnya karena tidak melihat kualitas tulisan itu sehingga layak disebut istimewa. Namun sejauh ini belum ada jawaban dari pihak Admin.


Untuk itu sekarang saya bertanya langsung kepada tamu-tamu terhormat itu. Tunjukkan kepada saya dimana letak keunggulan visi-misi tulisan berjudul: Kenangan Di Kota Semarang, Mendadak Gagap, Mari Belajar Klenik, Perseteruan Dengan Admin, dan lain-lain. Takaran visi-misi mendasar adalah: Mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun semangat persatuan NKRI dan memuliakan martabat kemanusiaan. Ketiga faktor itu merupakan standar umum kualitas tulisan.


Jika Anda merasa tidak lolos dalam saringan visi-misi itu, Anda harus segera mendelete-nya, dan memberi kesempatan penulis lain menempati posisi halaman depan. Jangan pamerkan kedangkalan Anda dengan mejeng berhari-hari, seolah-olah istimewa padahal tak ada isinya.


Tulisan ini saya buat untuk membuka jalan bagi postingan saya berikutnya: Integrasi Pertanian Indonesia. Ialah tulisan yang diilhami oleh semangat Indonesia Raya, bangunlah jiwanya bangunlah badannya. Agar tulisan itu nanti tidak berlalu seperti angin, karena memang penting.


Anda dari Blog Jurnalis dan Penulis Tamu tak perlu sungkan-sungkan menyanggahnya, sekaligus membalas kedongkolan Anda atas tulisan ini. Sebagai gambaran, saya biasa membakar semangat para Sarjana Pertanian untuk mematangkan ilmunya, agar mereka betul-betul menjadi sajana yang sarjana.


*****




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline