Lihat ke Halaman Asli

Pak Harto, Pahlawan yang Teraniaya

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Note: Ucapan Capres Prabowo Subianto bahwa beliau akan mengupayakan penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Pak Harto, jika terpilih menjadi Presiden RI, memancing kontroversi di berbagai kalangan, terutama di pihak Capres Jokowi. Terserah saja.-

Bagiku lain cerita. Aku sangat menghormatinya, karena sebagai petani, aku merasakan benar pengayoman Pak Harto kepada petani. Bukankah 60 persen Masyarakat Indonesia ini adalah petani atau mereka yang menyandarkan hidup pada olah pertanian?

Di awal jatuhnya Pak Harto ketika itu, aku berada di Stasiun Kereta Api Palembang, dalam perjalanan menuju Lampung. Ketika aku sudah berada di tempat duduk, seorang pengamen muncul dan mulai bernyanyi. Lirik lagunya masih kuingat, plesetan menghina Pak Harto, kira-kira begini bunyinya: "Suharto, Susu naik harga toko....."

Aku bangkit dari tempatku duduk lalu berkata kepada pengamen itu bahwa aku mau pinjam gitarnya sebentar. Aku mau bernyanyi juga. Kupegang leher gitar itu lalu kupukulkan ke sandaran kursi sampai berkeping-keping. SEmua orang kaget dan si pemilik gitar terbengong-bengong...

Satpam stasiun menahanku lalu menanyakan tindakanku. Akhirnya urusan selesai setelah aku menyanggupi membayar sejumlah uang untuk mengganti gitar yang hancur. Kepala Stasiun tertawa sambil geleng-geleng mendengar alasanku. Rupanya ia menyetujuinya juga.

Begitulah sekedar gambaran pendirianku mengenai Pak Harto. Kesempatan ini pula hendak kugunakan untuk memberitahu rekan-rekan kompasianer, seumpama ada acara Kompasianival dan kita para kompasianer bertemu, ada satu permintaanku: Tolong jangan hina Pak Harto di depanku. Siapa pun Anda, itu akan menjadi masalah bagiku.

Jadi kalau ada usulan Pak Prabowo akan memberi gelar Pahlawan Nasional kepada beliau itu, tentu saja aku mendukungnya. Dengan seikhlas-ikhlasnya, setulus-tulusnya, sebagai wujud penghargaanku kepada Bapak Pembangunan sekaligus Bapak Pertanian Indonesia!

****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline