Lihat ke Halaman Asli

Bocorkan Rahasia Negara, Wiranto Terancam Pidana

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menarik mengikuti perbincangan di televisi sore ini, membahas masalah Surat Rekomendasi DKP yang beredar di media massa. Tampil sebagai nara sumber adalah Mantan Panglima TNI Jenderal Dojo Santoso dan mantan Wakasad Suryo Prabowo. Keduanya berpendapat bahwa bocornya rahasia negara itu adalah pelanggaran pidana dan harus diusut tuntas.

Dalam pembahasannya Suryo Prabowo menyangsikan keabsahan surat itu. Bukan soal asli atau tidak asli, melainkan nama-nama pejabat yang tercantum di dalamnya. Sesuai ketentuan, jika yang diperiksa itu adalah perwira berpangkat Letnan Jenderal, maka tim pemeriksa mesti berpangkat setingkat di atasnya. Terdiri dari tiga orang berpangkat Jenderal Asli (bukan pangkat pemberian atau dapat minta-minta) dan dua lainnya minimal berpangkat sama dengan terperiksa yaitu letnan jenderal. Jika tidak memenuhi aturan itu maka otomatis produk yang dihasilkannya cacat hukum alias abal-abal. Faktanya, dari 5 (lima) orang perwira yang bertugas, hanya satu yang memenuhi syarat yaitu Jenderal Subagyo HS.

Sedangkan Djoko Santoso lebih fokus pada pelanggaran pidana atas bocornya rahasia negara. Berkali-kali mantan Panglima TNI itu menyesalkan sikap para purnawirawan yang telah membocorkan rahasia negara. Hanya untuk kepentingan politik mereka tega menodai almamaternya dan mengkhianati sumpahnya. Karena itu Djoko Santoso meminta aparat hukum segera mengusut kasus kebocoran ini dan mengadili pelakunya.

Tuduhan mengarah kepada 3 (tiga) orang Jenderal yang kini berkumpul di sekeliling Megawati, yaitu Wiranto, Hendropriyono dan Agum Gumelar. Penting dicatat bahwa selain Wiranto, dua yang lainnya adalah perwira TNI yang mendapat pangkat jenderal sebagai hadiah dari Megawati.

Menarik menunggu tindakan aparat hukum mengenai ini. Presiden SBY telah menunjukkan kegeramannya, dan Jenderal Muldoko sebagai Panglima TNI harus mengawal ketertiban arsip-arsipnya. Siapa pun yang membocorkan rahasia tentara akan menerima hukumannya.

Nun, di balik pintu rumah Megawati, tiga jenderal saling menyemangati dalam keputus-asaan. Mereka bingung mengapa semua strategi busuk mereka selalu memukul balik. Lalu mereka mulai bertingkah seperti orang pikun….., setiap melihat polisi militer ber-helm putih melintas, mereka berangkulan karena ketakutan. Takut diciduk!

****




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline