Lihat ke Halaman Asli

Tengku Maulana

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Analisis Terjemahan Q.S An-Nahl 44, Hadis Imam Bukhari No. 6605, dan Perkataan Imam Ali bin Abi Thalib dalam Kitab Ihya'ulumuddin

Diperbarui: 20 Desember 2021   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembahasan

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ اِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (QS. An-Nahl: 44)

Menurut penulis, terjemahan pada ayat ini tepatnya pada kata وَاَنْزَلْنَآ yang diterjemahkan oleh penerjemah, terjemahannya bagi saya kurang tepat, karena اَنْزَلْنَآ merupakan Fi’il Madhi (kata kerja lampau) seharusnya terjemahan yang tepat ialah “dan telah kami turunkan kepadamu”.  

Terjemahan pada ayat ini menggunakan strukturar penerjemahan jumlah fi’liyyah yang muta’aadi, yang mana membutuhkan akan maf’ul (Objek). Pada penerjemahan struktur jumlah Fi’liyyah pada ayat diatas menggunakan pola (S P O) atau Subjek, Predikat, dan Objek.

Dan metode yang digunakan dalam penerjemahan ayat diatas adalah metode harfiyah yaitu Penerjemahan dilakukan dengan mengkonversi kontruksi gramatika bahasa sumber ke dalam kontruksi bahasa penerima yang paling dekat. Namun, kata-kata tetap diterjemahkan satu demi satu tanpa mempertimbangkan konteks pemakaiannya. Metode ini pun digunakan sebagai tahap awal dari kegiatan penerjemahan untuk memecahkan kerumitan struktur nas.

Sementara itu pada Al-Qur’an terjemahan Kementerian agama tahun 2012 ayat ini diterjemahkan sebagai berikut: “dan kami turunkan Ad-zikr (Al-qur’an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan”.[1]

 Nah, disini ada sedikit perbedaan dalam penerjemahan yang ada pada artikel dan terjemahan kementerian agama RI, Pada terjemahan artikel kata “kepadamu” diletakkan sebelum kata “Al-qur’an”, sementara itu pada terjemahan kementerian agama RI kata “Al-Qur’an” diletakkan sebelum kata “Kepadamu”. Disini dapat kita pahami ada perbedaan dalam hal Ta’dim dan Ta’hir. Tetapi maksud dan tujuan pada ayat ini tetaplah sama.

 Secara umum penerjemahan Al-qur’an dibagi menjadi 2 macam: terjemahan harfiyah dan tafsiriyah, tergantung dengan susunan dan struktur bahasa asal yang diterjemahkan. Terjemahan ini identik dengan terjemahan laterlek atau terjemahan lurus, yaitu terjemahan yang dilakukan kata demi kata. Muhammad Husayn Al zhahabi membagi terjemahan harfiyah ini dalam dua bagian, antara lain:[2]  

 Terjemahan harfiyah bi-mitsl yaitu terjemahan yang dilakukan apa adanya, terikat dengan susunan dan struktur bahasa asal yang diterjemahkan.

Terjemahan harfiyah bighairi al-mitsl pada dasarnya sama dengan terjemahan tadi hanya saja sedikit lebih longgar keterikatannya dengan susunan dan struktur bahasa asal yang akan diterjemahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline