Lihat ke Halaman Asli

Sabda13

Tertutup | Mahasiswa

Wanita dalam Politik Itu Perlu untuk HI Islam yang Rusak

Diperbarui: 28 Oktober 2019   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wakil menteri Wishutama, sumber: nasional.kompas.com

Beberapa orang mungkin berfikir bahwa politik hanya diperuntukkan untuk laki-laki. Alasannya memang kondratnya laki-laki adalah seorang pemimpin. Dan ketika seorang wanita masuk ke ranah politik, mungkin posisinya akan diremehkan.

Memangnya politik hanya sekadar lingkup pimpin-memimpin ?

Terutama untuk Islam garis keras pasti akan menolak mentah-mentah wanita jika memasuki politik. wanita hanya berada di rumah mengurus suami dan anak-anak saja. Tidak perlu bermimpi tinggi mengubah dunia, karena itu urusan laki-laki yang memang "tempat"nya di luar rumah.

Tidak, saat ini kita harus menerima bahwa membutuhkan wanita dalam politik. Cangkupan politik bukan lagi mengenai sekitar pemerintahan. HAM, pendidikan, isu seksual, lingkungan dan masih banyak lagi sudah menumpuk untuk dibereskan. Dan politik adalah strategi untuk menyelesaikan masalah, bukan tentang perebutan pengaruh.

Terutama isu seksual, tentu kita perlu wanita dalam perumusan masalah dan bagaimana solusinya. Atau masalah wanita yang sedang viral, hijab dan cadar. dibutuhkan wakil wanita untuk menunjukkan bahwa hijab dan cadar bukan hal yang menakutkan. Dan salah satu caranya adalah dengan masuk dalam politik. Karena politik hingga saat ini mampu mempengaruhi cara pandang masyarakat umum.

Dalam kehidupan Rasulullah, banyak sekali perempuan yang pandai berpolitik dan berorasi. Dan mereka tidak pernah disia-siakan untuk kemajuan umat Islam. Mereka tetap mampu menggunakan kemampuannya untuk politik dikalangan perempuan yang tidak mampu dimasuki laki-laki.

wakil muslimah di kongres AS, sumber: liputan6.com

Di masa ini juga, ketika umat Islam dikritik karena menghina dan mengekang wanita. Kita butuh sosok wanita di ranah politik untuk bersuara bahwa kelompok muslimah tetap baik-baik saja dengan syariat Islam. Juga menunjukkan muslimah tetap mempunyai kesempatan yang sama dalam membangun umat.

Dengan terpilihnya dua wanita dalam kongres AS harus menjadi kebanggaan kita. Disaat muslim dilanda islamophobia, mereka dengan berani menggunakan identitas Islam maju ke dalam pemilihan parlemen. Dan setelah terpilih, secara blak-blakan mereka juga membawa isu Islam kedalam politik Amerika Serikat. Suara mereka yang membawa Islam juga patut mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat mengenai muslim.

Memang rumah tangga adalah urusan utama kaum wanita. Namun jika ada seorang wanita yang Allah karuniai kemampuan untuk berpolitik, tidak ada salahnya kita menerima mereka masuk ke politik. Karena saat ini umat Islam selalu berkonflik, kita butuh orang yang mampu bukan hanya sekadar mau.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline