Beberapa hari yang lalu, saya memutuskan untuk datang ke sebuah pemutaran film alternatif yang diadakan salah satu kelompok kolektif yang berfokus pada distribusi dan pemutaran. Malam itu, hanya ada tiga film yang diputarkan di sana. Walau hanya tiga judul saja, saya begitu antusias dan bersemangat. Karena bagaimanapun, ini yang sebenarnya saya rindukan semenjak adanya pandemi Covid-19.
Saya menyukai film sejak duduk di bangku SMK. Film apa saja, hampir semua genre kecuali horor. Kesukaan saya pada film berawal dari rasa bosan setiap pulang sekolah. Beruntungnya, di sekolah saya dulu, kantin sekolah menyediakan kupon wifi dengan harga terjangkau. Dulu harganya sekitar 1500 untuk pemakaian sehari dengan kuota yang tidak terbatas. Saya pergunakan kupon itu sebaik-baiknya guna mengakses film-film yang tersebar di dunia maya.
Berangkat dari situ, bahkan dulu saya pernah memiliki keinginan untuk dapat menempuh kuliah di bidang perfilman. Karena keinginan kuat itu, saya dulu juga iseng sekali mencari tahu apa saja akun-akun film, khususnya di kota tempat saya tinggal. Alhasil saya jadi tahu beberapa kelompok yang secara konsisten menyelenggarakan pemutaran film alternatif.
Sejak saat itu setiap kali ada kegiatan pemutaran, saya berusaha menyempatkan untuk datang dan mengapresiasi film-film yang diputar. Tetapi karena adanya pandemi, kegiatan seperti itu sempat terhenti dan membuat saya perlahan merindukan kegiatan, atmosfir, dan diskusi yang biasanya ada ketika pemutaran film. Maka jadilah, ketika diadakan beberapa hari yang lalu, saya tidak ragu-ragu untuk lamgsung mendaftar, datang, dan mengapresiasi film-film pilihan yang ditayangkan di sana. Dengan begitu, sudah tuntas pula kerinduan saya terhadap kegiatan apresiasi film seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H