Lihat ke Halaman Asli

Temmy Megananda

masyarakat milenial bandung

Nauru, Si Kaya Yang Jatuh Miskin

Diperbarui: 18 Februari 2020   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nauru dari Udara. (AFP/Torsten Blackwood)

Peribahasa yang mengatakan kehidupan seperti roda yang berputar nampaknya benar adanya. Salah satunya adalah Negara Nauru. Sebuah Negara pulau kecil terisolasi di tengah Samudera Pasifik. Saat ini jarang ada yang mengenal negeri ini kecuali mereka yang cukup awas akan berita politik internasional dimana Nauru mendukung kemerdekaan Papua Barat dari Indonesia.

Nauru (researchgate.net

Sekilas mengenai Nauru. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, Nauru berada 3000km sebelah Timur Laut Australia. Nauru merupakan salah satu Negara terkecil di dunia. Luasnya hanya sekitar 20km. Kita bisa mengelilingi Negara ini sambil berlari di pagi hari.  Saking kecilnya, negeri ini bahkan bisa dibilang tidak memiliki ibukota, karena pusat pemerintahan secara administrative berada di sebuah desa bernama Yaren. Di Yaren juga terdapat satu-satunya bandara yang dimiliki Negara ini.

Namun meski kecil, negeri ini memiliki masa lalu yang kelam. Nauru pernah dinobatkan menjadi Negara terkaya pada tahun 1980an dan saat ini menjadi salah satu dari Negara termiskin di dunia. Mengapa demikian? Berikut beberapa ulasannya.

SERAKAH TERHADAP HASIL ALAM

Ada pepatah mengatakan Boros Pangkal Miskin mungkin menjadi kenyataan dalam kasus Negara ini. Di tahun 1980an, Nauru memperoleh penghasilan yang sangat besar dari penjualan Fosfat. Nauru memiliki batuan Fosfat dengan kualitas yang sangat baik. Nauru bahkan sempat mencatatkan penjualan sebesar 2.5 miliar Dollar AS. Nilai yang cukup fantastis pada saat itu. Berpuluh-puluh tahun berlalu hingga di tahun 2000an, Nauru kehabisan cadangan fosfat.

Keserakahan pemerintahnya dengan menghabiskan seluruh sumber daya negerinya dengan tanpa mempertimbangkan matang-matang menjadikan Nauru kini jatuh miskin. Lantas kemana saja pendapatan Nauru selama ini dihabiskan?

Di era 80 hingga 90an, negeri yang aman dan makmur ini menerapkan kebijakan tanpa pajak bagi seluruh penduduk, menjadikan pendapatan negeri ini hanya berasal dari tambang fosfat. Selain itu, pemerintah memberikat beasiswa besar-besaran untuk warganya yang hendak mengambil pendidikan tinggi di Australia ketimbang memperkokoh dunia pendidikan di negaranya.

Bahkan untuk urusan-urusan sepele seperti kesehatan gigi dan rekreasi, pemerintah memberikan dana talangan bagi warganya untuk pergi ke Australia. Pemerintah juga memberikan subsidi besar-besaran bagi warganya yang akan membeli properti di Nauru. Dengan berbagai fasilitas yang diberikan menjadikan warganya malas dan menjadi sangat konsumtif. Bahkan Nauru pernah tercatat sebagai Negara dengan penduduk obesitas tertinggi di dunia.

Salah satu efek dari keserakahan Nauru ialah secara tidak langsung, pertambangan menjadikan Nauru menderita kekeringan yang cukup parah. Hal ini dikarenakan kondisi yang gersang di permukaan membuat awan terusir dan curah hujan menjadi kecil. Nauru pun terancam tenggelam karena titik tertinggi di Nauru hanya setinggi 71m yang merupakan sebuah batu karang.      

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline