Lihat ke Halaman Asli

Temannya Mardi

Temannya Mardi

Sop Buntut Mbak Yenny, Makanan yang Bakal Masuk Surga

Diperbarui: 16 September 2019   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Saya pernah menetap di Solo tidak kurang dari 6 tahun. Dimulai sejak tahun 2009. Waktu itu, bagi saya, Solo adalah Jogja 5 tahun yang lalu. Masih berhati nyaman.

Selain lingkungan yang nyaman, Solo juga menawarkan makanan yang untuk lidah orang Jogja tidak lantas membuat gegar budaya. Hanya sedikit mengernyit karena manisnya kurang berani. Itu saja. Selebihnya, setelah beberapa sendokan, kamu akan merindukan piring berikutnya. 

Sebagai contoh, Gudeg. Gudeg tidak hanya ada di Jogja, di Solo pun dia eksis. Hanya saja, cita rasanya berbeda. Rasa manis pada Gudeg Jogja terasa sangat berani, sedang Gudeg Solo, rasa manisnya berbagi mimbar dengan legit dan gurihnya olahan sayur nangka itu. Endes, orang bilang. Tapi ya, kalau soal gudeg, lidah saya tetap bersetia dengan Jogja.

Nah, ada satu masakan di Solo yang saya belum bisa menemukan tandingannya di kota asal saya. Meski bukan hidangan khas Solo, tapi nyatanya dia hanya ada di Solo. Sop buntut mbak Yenni. Sop Buntut mbak Yenni adalah magnet kuliner bagi kami, saya dan istri. 

Bahkan, kadang, itu jadi satu-satunya alasan bagi kami untuk kembali ke sana. Sekadar membuka kenangan lalu. Menuntaskan rindu. Melampiaskan segala hawa nafsu.

Sop Buntut mbak Yenni. Menyebutnya saja sudah menerbangkan imaji di langit-langit rongga mulut. Mencurahkan liur yang hampir menetes tapi masih berhasil ditarik kembali.. Sssrrrpppp.. 

Sop Buntut mbak Yenni.. Kuahnya, Saat dihidangkan, aroma rempah biji palanya, hmmm.. langsung menguar. Merelaksasi ketegangan-ketegangan. Tidak heran jika bangsa eropa jauh-jauh datang ke sini demi ini. Gurih kuahnya, konkrit.. dan akan semakin paripurna dengan tambahan perasan jeruk nipis. Saat pertama disruput, sluurrppp.. Air liur di sela-sela gigimu langsung menderas. 

Gurih kaldunya, rempahnya yang intens, jeruk nipis yang membuat lemak-lemak terasa lebih ringan, adalah kombinasi yang membuat ingatanmu soal kadar kolesterol langsung menguap entah kemana.

Daging buntutnya, So tender.. Lembut, empuk. Kamu tidak perlu bersusah payah melepasnya dari tulangnya. Seperti orang berserah diri, dia mengikuti takdirnya. Takdir sendok yang kamu gunakan.

Sayurnya, Hanya ada satu potong kentang berukuran lumayan, dan satu potong wortel yang tidak kalah lumayannya, sekira 5cm. Untuk kentangnya, saya anggap biasa saja. 

Tidak beda dengan tekstur kentang pada umumnya. Tapi, untuk wortelnya, belum pernah saya temukan di tempat lain yang bisa memasaknya seperti ini. Saya mengira, pasti sayuran ini dipresto terlebih dahulu sebelumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline