Lihat ke Halaman Asli

Oudhiart

Engkau boleh saja pergi ketika matahari sedang menemaniku, tetapi kembalilah tepat waktu sebelum kegelapan memelukku.

Puisi | Mengunyah Lapar

Diperbarui: 13 Januari 2020   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi tadi, aku bercerita kalau lapar itu baik. Yang pertama, baik di dompet. Tentu dia pun setuju.

Menjelang siang, aku bercerita kalau lapar itu baik. Bisa jadi salah satu cara untuk mengurangi berat badan. Namun, dia bilang, "Bagaimana dengan yang sudah kurus?"

Ketika siang, aku bercerita kalau lapar itu baik. Cara paling ampuh untuk mengingatmu. Dia bilang, "Memang begitu?"

Lalu aku bilang, "Karena saat dapat makan, kamu sombong. Tidak ingat dengannya."

Sorenya, aku ambil sepiring nasi. Penuh. Mengingatmu, mengunyah lebih lama dari biasanya karenamu. Sampai hilang rasanya, sampai aku semakin lapar, sampai akhirnya, aku baru sadar telah mengunyah lapar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline