Lihat ke Halaman Asli

Politik Prostitusi Artis

Diperbarui: 12 Desember 2015   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bisnis prostitusi online yang melibatkan para artis,model dan bahkan finalis kontes perempuan cantik menjadi berita hangat di media. Masyarakat Indonesia memang senang dengan berita-berita terbongkarnya sebuah kejahatan yang selama ini seolah ditutup-tutupi,padahal kejahatan itu sendiri sudah terang-terangan banyak diketahui oleh publik. Entah kenapa aparat penegak hukum senang sekali dengan taktik "anget-anget tahi ayam" untuk memberantas kejahatan-kejahatan yang jelas sudah lama diketahui banyak orang ada di Indonesia. Entah karena ada "udang dibalik batu" atau karena faktor "X" sampai pemberantasan kejahatan seperti itu hanya dilakukan untuk menyenangkan konsumsi publik semata.

Prostitusi yang melibatkan para artis,model dengan tarif kencan dari sekedar hitungan jutaan,puluhan juta sampai ratusan juta rupiah sudah lama ada di Indonesia. Mereka sengaja "ditutupi" untuk membuat tarif kencan dengan mereka semakin melambung saja. Padahal "rasa" menikmati seks dengan para artis dan model itu tak ubahnya sama saja dengan perempuan-perempuan cantik yang memang profesinya sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) yang ada di tempat-tempat maksiat di Jakarta. Orang-orang berduit yang menggunakan jasa seks tersebut mengatakan "sensasi" nya berbeda,apalagi yang "dipakai"nya ini ada embel-embel sebagai "public figure" yang menyandang predikat artis atau model terkenal.

Tetapi kenapa "baru" sekarang mulai diributkan penggerebekan prostitusi yang melibatkan para artis & model ...? Bukankah dari dulu itu sudah ada...?? Orang-orang pun mulai bertanya-tanya dan tersenyum penuh arti bila mendengar opini masyarakat yang mengerti "politik" dibalik penggerebekan tersebut.

Sama dengan para politikus yang ada di DPR/DPRD ataupun di pejabat pemerintahan. Ketika mereka belum terbongkar kejahatan KKN-nya,maka para "Yang Mulia" tersebut bergaya seperti artis & model top,bicaranya seperti seolah "Maha Suci" dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Padahal dibalik penampilan "Yang Mulia" mereka itu,moralitas mereka sangat menjijikkan dan penuh dengan segudang rencana kejahatan untuk memperkaya diri sendiri dengan cara-cara yang melanggar hukum.

Ketika para politikus itu terbongkar kejahatannya,maka publik mencaci-maki dan "harga diri" sang "Yang Mulia" mulai jatuh dan tak lagi muncul sebagai anngota para "Yang Mulia" ; Orang pun bilang,"...sudah nasihbnya...!" dan kemudian masuk kotak untuk sekian waktu tidak lagi di publikasikan karena bisa membuat partai politik yang menaunginya tidak populer di mata rakyat.

Politik menjatuhkan politikus yang terbongkar kejahatannya sama saja dengan terbongkarnya beberapa nama artis dan model yang kedapatan menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial) ; Mereka sebenarnya sudah cukup lama diketahui publik ber-profesi ganda,kadang sebagai artis (untuk mendongkrak popularitasnya),tetapi yang lebih mendatangkan uang sebenarnya adalah profesinya ketika menjadi PSK. Semakin populer,maka bayarannya sebagai PSK akan semakin menggiurkan,sebagaimana tubuh yang menggiurkan para lelaki hidung belang yang terpesona dengan tubuhnya.

Namun,setelah semua praktek profesi PSK-nya terbongkar,tak ubahnya mereka itu sebenarnya "tak berharga" lagi,tarifnya pun pasti anjlok seperti yang sudah dialami oleh satu orang artis yang berani berkata terus terang bahwa dirinya memang seorang PSK. Dari tarif puluhan juta rupiah,harganya menjadi kelewat "murah" karena dihargai hanya sekedar dibawah Rp.10 juta rupiah. Sama dengan para PSK tercantik di tempat-tempat maksiat TOP di Jakarta.

Para Germo yang menaungi dan sudah mendapatkan komisi dari menjual "keartisan" mereka pun akhirnya tidak lagi mau menjadi "induk semang" artis-artis yang sudah terbongkar profesinya. Ini sama dengan partai-partai politik yang "menendang" politikusnya yang ketahuan berbuat kejahatan,padahal partai politik tersebut sebenarnya juga sudah menikmati hasil kejahatan si politikus tersebut.

Politik juga terjadi pada profesi artis dan model. Persaingan dan intrik saling menjatuhkan satu sama lain sebenarnya terjadi diantara mereka. Ada artis yang berkoar-koar,"...si A,si B...adalah berprofesi ganda...!" ; Padahal dirinya sendiri juga melakukan hal yang sama. Jaringan terkuatnya kemudian dipakai untuk saling menjatuhkan pesaingnya. Mereka berebut "cukong-cukong" yang menjadi penyuplai uang buat mereka,sehingga persaingan untuk menjatuhkan diantara mereka dengan rasa "jealous" yang sangat tinggi tercium cukup ketara.

Para oknum pejabat di pemerintahan dan swasta yang berpengaruh yang menjadi "pelanggan"nya dijadikan "obyek" untuk diperas dan dipermainkan oleh para PSK yang "sembunyi" di keartisannya. Ketika mereka sudah tidak lagi "senang" menggunakannya,maka cara-cara spesial untuk menjatuhkan artis tersebut juga dilakukan,salah satunya dibongkar habis untuk dijatuhkan harga dirinya.

Di satu sisi,para artis dan model yang berprofesi sebagai PSK juga dipakai oleh "intelijen" untuk memata-matai politikus dan pejabat pemerintahan yang "doyan" dengan perempuan cantik. Mereka digunakan sebagai alat untuk menjatuhkan dan memeras bila sewaktu-waktu mereka berulah "sok suci" .  jadi "kartu truf" mereka sebenarnya sudah terpegang sejak daftar nama mereka sudah ada di "phonebook" si Germo & artis/model yang menjadi PSK.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline